JURNAL WARGA,KRUCIL - Ternyata ada sisi lain yang tidak banyak diperhatikan para pengunjung wisata alam air terjun Kalipedati. Selain panorama alam yang begitu asri dan lestari, ternyata objek wisata yang kian hari semakin diminati ini juga menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati langka dan eksotis.
Terletak di lereng utara Gunung Argopuro (Hyang Barat) tepatnya pada wilayah Administratif desa Kalianan, kecamatan Krucil dan sekaligus juga masih termasuk kawasan hutan lindung Petak 1a KRPH Bermi Kabupaten Probolinggo.
Untuk mengungkap keberadaan keanekaragaman hayati yang juga hidup lestari di kawasan objek wisata ini, sebuah komunitas fotografi satwa liar Probolinggo (5:am_wildlifephotography) bersama suporter Profauna Probolinggo berhasil mengidentifikasi sekaligus mendokumentasikan puluhan jenis satwa burung dan beberapa primata di sepanjang aliran sungai Kalipedati sampai pada spot air terjun beberapa waktu lalu.
Dalam kegiatan ini mereka juga mengajak serta beberapa pengamat satwa liar sekaligus Agen Tour Birding dari kota Malang, untuk melihat langsung bagaimana keindahan panorama alam Kabupaten Probolinggo yang juga menjadi rumah bagi satwa liar endemik Jawa.
Djoko Prasetio mengemukakan bahwa keragaman jenis satwa langka dan endemik Jawa masih banyak tersimpan di hutan - hutan lindung di Kabupaten Probolinggo. Hutan lindung ibarat benteng terakhir satwa liar endemik di tengah maraknya exploitasi alam dan isinya oleh manusia.
"Hasil record dan dokumentasi ini akan kami sampaikan kepada pemerintah desa dan penanggung jawab kawasan ini, sekaligus kami upayakan penyadartahuan masyarakat masyarakat setempat bahwa dengan menjaga keberadaan satwa liar dan alam nya juga akan membawa dampak positif yaitu kunjungan wisata minat khusus," ungkap founder 5:am_wildlifephotography sekaligus Suporter Profauna ini.
Sedikitnya 24 satwa liar jenis burung yang berhasil tercatat dan teridentifikasi saat pengamatan yaitu, Prenjak Coklat, Meninting kecil, Cekakak Jawa, Pelanduk semak, Elang ular bido, Elang Sikep madu Asia (Migran), Kicuit batu (migran), Kadalan birah, Pelanduk topi hitam, Takur tenggeret, Srigunting kelabu, Sikatan kerdil, Sikatan kepala abu abu, Cinenen pisang, cinenen Jawa, Wiwik kelabu, Kaladi ulam, Madu bunga api, Merbah terucuk, Merbah kutilang, Bondol jawa, Bondol peking dan layang - layang loreng.
Selain jenis burung juga sering di jumpai adanya koloni lutung jawa dan tupai yang nampak menghiasi pepohonan sepanjang jalur menuju spot air terjun. Tentu hal ini menjadi tambahan atraksi wisata tersendiri bagi pengunjung, karena keberadaan mereka sangat mudah di amati, berbeda dengan jenis burung yang relatif sulit untuk diamati.
Kukuh Wibowo, Bird Guide Profesional di salah satu Agen Tour Birding kota Malang mengungkapkan, keberadaan satwa liar yang masih terjaga dan adanya beberapa satwa yang memang sudah langka dan memiliki sebaran terbatas merupakan potensi besar yang menjadi aset utama dalam pengembangan wisata air terjun Kalipedati.
Dirinya tidak menyangka sebelumnya bakal menjumpai sekelompok burung prenjak coklat di sini, secara prenjak coklat Jawa adalah sub-species endemic memang sudah sangat langka dan memiliki penyebaran terbatas yaitu Yunnan, Myanmar, Vietnam dan Indonesia yaitu di Jawa. Oleh karena itu prenjak coklat boleh dibilang calon "endemic full species" untuk Jawa.
Adanya burung meninting kecil yang merupakan pemakan serangga air dan juga burung Takur tanggeret juga disebut sebagai indikator bahwa hutan, dan air di sepanjang aliran Kalipedati ini masih lestari dan asri.
Ditambah keberadaan burung spesial yaitu prenjak coklat dan beberapa burung raptor Kukuh menerangkan, objek wisata Kalipedati ada peluang untuk ke arah wisata minat khusus. Namun masih dibutuhkan kajian lebih lanjut tentang keseluruhan potensi khusunya keanekaragaman burung dan satwa lain.
"InsyaAllah beberapa waktu kedepan kami ada agenda untuk mengantar dua tamu asing dari Amerika dan mereka tertarik untuk pengamatan satwa liar. InsyaAllah air terjun Kalipedati ini juga masuk salah satu rekomendasi kami kedepannya," ungkap Kukuh.
Terpisah, Kepala Administrasi (Adm) KPH Probolinggo, Haris Suseno sangat mengapresiasi apa yang dilakukan komunitas yang terbilang cukup langka ini. Hal ini selaras dengan misi Perum Perhutani yaitu pengelolaan Sumber Daya Hutan secara seimbang dan Lestari sehingga bermanfaat sosial ekonomi masyarakat.
Seiring dengan majunya pengembangan destinasi wisata alam di Kabupaten Probolinggo, pihaknya juga akan selalu mensuport semaksimal mungkin. Khususnya pada ecotourism yang juga banyak memanfaatkan kawasan hutan dengan segala keanekaragaman hayati di dalamnya.
"Jika sinergi ini bisa terjalin baik, Perhutani, Pemkab Probolinggo dan masyarakat Probolinggo, kami yakin perkembangan destinasi wisata alam Kabupaten Probolinggo ini akan bisa berkembang lebih maju dan berkonsep wawasan lingkungan," pungkasnya. (Trisianto/5:am_wildlifephotography)
Foto : 5:am_wildlifephotography