Bayi yang dilahirkan sisiwi SMA di semak-semak. (Foto: JPNN) |
Dari informasi yang dihimpun, Jumat (25/8) jelang azan subuh, AU, siswi kelas tiga SMA di Kotabaru mengontak pacarnya MI, pemuda tukang las berusia 19 tahun. AU mengatakan, perutnya sakit seperti hendak melahirkan. AU dan MI sudah lama pacaran. Desa mereka berdekatan, si gadis tinggal di Desa Gunung Sari, sekitar empat belas kilometer dari pusat kota. Sementara si pemuda tinggal di Desa Sebelimbingan. Pacaran dua remaja ini rupanya sudah kebablasan. AU sudah hamil tua. Mendapat telepon kekasihnya, MI menyarankan AU ke luar rumah dan menunggu di tepi jalan.
MI di rumah gelisah, mau melapor ke orang tua tapi takut kena murka. Ibunya sudah lama mewanti-wanti agar pacaran jangan sampai kelewat batas. Akhirnya MI nekat minta izin ke luar rumah subuh buta itu. Sang ibu sempat bertanya, MI mau ke mana, karena kendaraan tua mereka bensinnya tinggal sedikit. "Dekat saja, jemput teman," begitu kata MI seperti dilansir dari JPNN.
MI kemudian berkendara ke tempat kekasihnya menunggu, tidak jauh dari rumah AU. AU tinggal sama neneknya. Orang tuanya kerja di luar kota. Neneknya sudah tua, penglihatannya agak terganggu.
Saat AU sudah kesakitan, tanpa pikir panjang MI membawanya ke semak-semak. Di sanalah kemudian terjadi peristiwa persalinan serba darurat. MI sibuk browsing cara membantu ibu melahirkan. Dia ikuti semua cara-caranya. Dan ketika anaknya sudah mau keluar, dia pun membuka YouTube. Beruntung sinyalnya baik. Maka dia pun mengikuti tutorial di YouTube untuk membantu pacarnya melahirkan.
Dari keterangan Kasat Reskrim Polres Kotabaru AKP Suria Miftah Irawan, anak perempuan pasangan itu lahir pada pukul 05.30, saat waktu salat subuh. MI kemudian menggunting tali pusat anaknya dan membungkus sang bayi dengan sarung. Gunting dan sarung sudah dia persiapkan sejak dari rumah. Lantas MI meminta kekasihnya pulang istirahat. Sementara dia bergegas membawa sang bayi ke tepi jalan sekitar 500 meter dari tempat bersalin. Dia menaruhnya di pinggir cerukan jalan, mungkin dengan alasan agar sang anak tidak terlalu kedinginan. Pemuda kurus ini kemudian berlari ke arah desa, di rumah terdekat dia mengabarkan telah menemukan bayi di jalanan.
Tanpa pikir panjang, Lastri si empunya rumah bergegas ke lokasi bayi yang ditunjuk. Ketua RT Ali Murdani pun dikabari, yang segera menjemput Bidan Susi Fitriah, yang kebetulan istri Bhabinkamtibmas Bripka Suyitno.
Kabar ini menyebar cepat ke jajaran kepolisian. Sementara itu, Bidan Susi membawa bayi ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan cepat. Di sini sudah hadir Kasat Reskrim Polres AKP Suria Miftah dan anggota lainnya. Karena penanganan cepat bayi pun selamat. Sang bayi segera dibawa ke RSUD Kotabaru.
Sementara itu Suria Miftah segera melakukan olah TKP, dan MI pun dibawa karena dia adalah saksi pertama. Di tengah olah TKP dan melalui dialog dan interogasi, MI akhirnya mengaku kalau bayi itu adalah anaknya. Dia pun menceritakan semua kronologi dari awal sampai akhir. Gunting dan sarung semua dia serahkan kepada polisi.
Saat diperiksa di Polres Kotabaru, MI mengaku menyesal. Dia berjanji akan merawat dan menafkahi anaknya. Ditanya bagaimana dengan kekasihnya, pemuda ini sempat terdiam lama, namun kemudian menjawab pelan akan menikahi AU.
Sore harinya di rumah sakit, orang tua MI bergandengan tangan datang. Wajah mereka lelah. Ayah MI terus menarik tangan istrinya dan berulang mengatakan semua sudah terjadi. (Red)
No comments:
Post a Comment