MusliModerat.net - “Aku ingin ketemu Kiai Salam,” kata pendiri NU, Kiai Hasyim Asy’ari. Kiai Nawawi pun mengantarkan.
Kiai Salam yang bernama lengkap Abdussalam adalah ayahanda dari Kiai Abdullah Salam dan kakek dari Kiai Sahal Mahfudh.
Sesampai di kediaman Kiai Salam, didapati tuan rumah sedang mengajar anak-anak kecil mengaji. Kiai Hasyim serta-merta menahan langkah, menyembunyikan diri dari pandangan Kiai Salam, dan menunggu.
Setelah semua anak-anak kecil itu selesai ngajinya, barulah Kiai Hasyim mengucap salam, yang lantas disambut dengan suka-cita luar biasa.
Meninggalkan kediaman Kiai Salam, Kiai Hasyim kelihatan ngungun. Air matanya mengambang. “Ada apa, Yai?” Kiai Nawawi keheranan.
Kiai Hasyim mengendalikan tangisnya, menghela napas dalam-dalam. “Aku punya cita-cita sudah sejak sangat lama tapi sampai sekarang belum mampu melaksanakan. Kiai Salam malah sudah istiqomah. Aku iri…”
“Cita-cita apa, Yai?”
“Ta’limush shibyaan…” (Mengajar anak-anak kecil).
No comments:
Post a Comment