Rechercher dans ce blog

Saturday, June 3, 2017

Meski Aku Bukan Aisyah ataupun Siti Khadijah, Aku Selalu Berusaha untuk Menjadi Istri Sholehah




Setelah ijab qobul kau ucapkan aku berserah diri kepada Allah untuk mengabdikan hidupku kepadamu suamiku. Sudah menjadi tanggung jawabku, karena menurut agamaku yang kuyakini Allah akan memberikan tempat terbaik saat aku melayanimu dengan baik.

Meski aku tidak se-alim istri Rasulullah dalam hal agama, namun aku akan selalu berusaha untuk menjadi istri yang sholehah.

Aku akan selalu taat dan beribadah kepada Allah Ta’ala, serta setia menemanimu.

Aku akan senang menerima nasehatmu, selagi itu tidak menentang syariat

Seperti Aisyah yang senang sekali menerima nasihat suaminya, karena nasihat beliau merupakan nasihat yang mulia, yang menyejukan hati, yang membawa kebaikan hidup dan kebahagiaan di akhirat.

Dalam suatu riwayat Beliau shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
‘Saya hendak memberitahukan kepadamu hal yang sangat penting, karena itu, janganlah kamu terburu-buru menjawabnya sebelum kamu bermusyawarah dengan kedua orang tuamu.’

Aisyah berkata, “Beliau tahu benar, kedua orang tuaku akan mengizinkan aku bercerai dengan beliau.”

Aisyah melanjutkan, “Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا (٢٨) وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا (٢٩)

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: jika kalian menghendaki kehidupan dunia berserta perhiasannya, marilah kuberikan kepadamu suatu pemberian, dan jika kalian menghendaki Allah ta’aladan Rasul-Nya serta kampung akhirat, sesungguhnya Allah ta’ala menyediakan pahala yang besar bagi orang yang berbuat kebajikan di antara kamu.” QS. Al-Ahzaab [33]: 28-29).

Saya (Aisyah) berkata kepada beliau, ‘Apa untuk yang seperti ini saya harus minta musyawarah kepada kedua orang tua saya? Sudah barang tentu saya menghendaki Allah ta’ala dan Rasul-Nya serta kampung akhirat.’ “(HR. Bukhari: 4412)

Begitulah kelembutan hati Aisyah, istri beliau yang paling muda. Aisyah, tidak jual mahal, tidak membantah, tidak menawar, tetapi subhanallah jawaban istri ini menyejukkan hati suami ketika mendengar nasihat suami.

Berapapun nafkah yang kau berikan aku akan membelanjakan dengan baik

Aku ikhlas dan ridha. Bukan harta duniawi yang kuminta, aku tak akan menuntut diluar kemampuanmu.

Sebagaimana Aisyah, dari Urwah, dari Aisyah dia berkata,

“Demi Allah ﷻ, hai kemenakanku, kami pernah menghitung awal tanggal berikutnya sampai awal tanggal berikutnya, yaitu tiga kali awal tanggal, selama dua bulan berturut-turut, tidak ada sesuatu yang dapat dimasak di dapur Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.”

Urwah bertanya, “Wahai bibi, kalau begitu kalian semua makan apa saat itu?”
Aisyah menjawab, “Kurma dan air. Hanya, kebetulan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Bertetangga dengan orang-orang Anshar dan mereka mendapatkan rezeki yang banyak hingga mereka sering mengirimkan sebagian air susu hewan mereka kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, dan kami menghidangkannya kepada beliau.” (HR.Muslim 8:219)

Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya (Ibnu Abbad berkata, ‘Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah di tangan-Nya’) bahwasanya Rasulullah ﷺ dan keluarganya tidak pernah kenyang selama tiga hari berturut-turut dengan makan roti dari gandum hingga beliau meinggal dunia.” (HR.Muslim 8:129)

Aisyah Ummul Mukminin berkata, “Pada suatu hari Rasullullah ﷺ pernah datang di rumah, lalu beliau bertanya,’Apakah kamu punya simpanan makanan? ‘Aku (Aisyah) berkata,’ Tidak punya.’

Beliau berkata, “Kalau begitu saya berpuasa.’”

Aisyah berkata,”Pada suatu hari beliau datang lalu aku berkata kepada beliau, ‘ Wahai rasulullah! Kita menerima hadiah berupa makanan hais (jenis makanan yang berupa kurma campur tepung).’

Lalu beliau berkata, ‘ Kalau begitu aku akan berbuka pada hari ini, padahal sebelumnya aku niat berpuasa.’” (HR.an-Nasai 4:195 disahihkan oleh Imam Albani)
Aku akan selalu menghiburmu, dan menjadi perhiasan dunia bagimu

Sebagaimana Khadijah istri pertama Rasulullah ﷺ yang telah menentramkan Rasulullah ﷺ dari rasa takut saat beliau didatangi malaikat Jibril menyampaikan wahyu untuk pertama kalinya.

Saat kau dilanda kesedihan ceritakanlah kepadaku, saat kita diterpa musibah akulah yang akan meyejukkan hatimu. Saat kita kekurangan harta, akan kuterima apa adanya karena aku hanya mengharap ridhaNya. Dan aku berjanji tak akan menjadi beban bagimu.

Aku akan sabar menantimu dirumah

Aku tak ingin bepergian, karena bisa saja itu menimbulkan fitnah, aku akan berada didepan pintu untuk menyambutmu yang pulang dari bekerja.

Akan kurawat anak-anak kita, akan ku ajarkan semua hal tentang agama.

Karena Allahﷻ berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.” (QS. Al-Ahzab [33]: 33)

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata,
Wanita hendaknya tinggal di rumah agar lebih selamat dan kehormatan dirinya terjaga, dan bila keluar tidak berhias diri atau tercium aromanya sebagaimana wanita jahiliah yang tidak mengenal syari’at Islam. Ini semua dalam rangka membendung kejahatan yang menimpa kepada wanita dan penyebabnya.” (Tafsir al-Karimur Rahman, 1:663)

Akan kuselesaikan semua pekerjaan rumah, dengan sabar, kelembutan, dan kasih sayang, ku ajari anak-anak kita tentang kebaikan.

Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda,

والمرأة راعية في بيت زوجها ومسؤولة عن رعيتها
“Dan wanita itu pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari 3:497)

Hingga shalatpun aku mendapat ganjaran berlebih jika kulakukan dirumah,

صلاة المرأة في بيتها أفضل من صلاتها في حجرتها وصلاتها في مخدعها أفضل من صلاتها في بيتها
“Shalat seorang wanita dirumahnya lebih utama dari pada shalatnya di kamarnya, dan shalatnya di kamar lebih utama dari pada shalatnya di dalam rumahnya.” (HR. Abu Dawud dishahihkan oleh al-Albani 2:270)

Rasulullah ﷺ berwasiat jika wanita sering keluar, beliau bersabda,

المرأة عورة فإذا خرجت استشرفها الشيطان
” wanita itu aurat apabila keluar maka di sambut (di percantik) oleh setan. “(HR. Tirmidzi 5:25 disahihkan oleh Imam Albani, Tuhfatul Ahwadzi, 3:253)

Pesan untuk kita semua para muslimah tentu tidak menginginkan bila keindahan diri kita dilihat selain suami yang kita cintai, karenanya Allah berfirman,

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ
“Dan janganlah istri menampakkan perhiasannya kecuali pada kepada suami mereka.” (QS. An-Nur [24]: 31)
Semoga menambah wawasan kita dan selalu menjadi penyejuk hati suami kita. Aamiin.




Sumber : dunia-muslim.id

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

5 Negara yang Terkenal akan Street Food Nikmat Mereka - IDN Times

Berwisata ke luar negeri tak lengkap rasanya jika tidak mencoba berbagai hal yang khas dari negara tersebut. Mulai dari tempat wisata , b...

Postingan Populer