Rechercher dans ce blog

Saturday, June 3, 2017

"Jasadku Remuk Karena Hutangku Menumpuk"




Mungkin semua orang pasti pernah memiliki hutang, sedikit apapun nominalnya. Bahkan, hutang tidak hanya berupa uang, tetapi janji ataupun yang lainnya. Oleh karena itu, simaklah bagaimana bahayanya jika meremehkan hutang.

Sebuah kisah dari putra seorang ulama besar Al-Amir Sayuid, yakni Sayyid Ali. Suatu hari Sayyid yang tinggal di Iran karena sedang menuntut ilmu, mendengar kabar duka. Ayahnya sudah meninggal dunia, jadi ia izin untuk dapat mengurus jenzah sang ayah. Tujuh bulan setelah meninggalnya sang ayah, sekarang giliran sang ibu yang meninggal dunia. Ibunya dimakamkan di Irak.

Tak lamaa setelah itu, Sayyid bermimpi bertemu dengan ayahnya. Ia melihat seakan-akan sedang duduk di rumah, kemudian masuklah sang ayah dengan mengucapkan salam. Ayahnya duduk di hadapan Sayyid dan menyapanya dengan penuh kelembutan. Dalam mimpinya itu, Sayyid sadar bahwa ayahnya sudah meninggal sehingga ia bertanya pada ayahnya.

Kemudian ayahnya mengatakan jika dulu kuburnya sempit dan sekarang ia dalam keadaan baik, himpitan dan kesempitan itu telah menghilang darinya. Sayyid pun heran kenapa ayahnya berada dalam kesempitan.

Ayahnya pun menjelaskan bahwa Haji Ridha datang menagih sang ayah dan saat itulah keburukan terjadi pada dirinya. Sayyid bertambah bingung dan akhirnya ia terbangun dari tidurnya. Setelah itu, ia mengirimkan surat pada saudaranya untuk bertanya tentang wasiat sang ayah seperti yang ada di dalam mimpinya.

Saudaranya membalasnya dengan surat pula. Ia sudah mencari buku harian sang ayah tapi tidak menemukan nama orang yang dimaksud oleh Sayyid. Tak puas dengan jawaban saudaranya, Sayyid mengirimkan surat kembali kepada sudaranya untuk menanyakan langsung hal tersebut pada orang yang bersangkutan.

Saudaranya pun menemui orang itu dan bertanya apakah dulu ayahnya memiliki hutang dan ternyata benar. Dulu sang ayah pernah berhutang 18 tuman (mata uang Iran) dan tidak ada yang tahu kecuali mereka dan Allah SWT. Inilah bahaya hutang dalam Islam yang harus kita waspadai.

Setelah sang ayah wafat, orang itu pernah bertanya pada saudara Sayyid apakah namanya ada di dalam daftar buku harian sang ayah dan ternyata tidak. Saat itulah hati orang itu kecewa dan terasa sesak karena ia pernah meminjamkan uang tanpa ada bukti di kertas dan ia yakin jika sang ayah tidak mencatat namanya di dalam buku harian itu. Orang itu pun pulang dengan hati yang kecewa. Kemudian sang saudara menceritakan mengenai mimpi Sayyid kepada Haji Ridha dan ia kemudian mengatakan jika ia telah merelakan dan mengikhlaskan hutang ayahnya dulu.

Berdasarkan kisah tersebut, dapat kita ambil hikmah atau pelajaran yaitu hutang sekecil apapun itu jika orang yang dimintai hutang belum ridha atau belum ikhlas maka kesempitan akan terus dialami oleh kita di alam kubur. Oleh karena itu, bukan sebuah dosa jika kita berhutang pada orang lain tapi hutang yang belum terbayarkan dapat berakibat buruk pada kita setelah wafat.

Akan lebih baik jika kita berhutang, maka catatlah atau buatlah bukti jika kita memiliki hutang. Paling tidak jika kita telah wafat maka keluargalah yang akan mengurus semua hutang itu. Namun, sebaiknya jika kita memiliki kelonggaran maka segeralah membayar hutang-hutang itu agar terbebas dari tanggungan. Demikianlah kisah jenazah yang dihimpit bumi karena belum lunasi hutang yang perlu diambil hikmahnya.



Sumber : dunia-muslim.id

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

5 Negara yang Terkenal akan Street Food Nikmat Mereka - IDN Times

Berwisata ke luar negeri tak lengkap rasanya jika tidak mencoba berbagai hal yang khas dari negara tersebut. Mulai dari tempat wisata , b...

Postingan Populer