Kepala Stasiun Geofisika Ambon, Sunardi, dikonfirmasi, membenarkan, gempa dengan episentris 3.14 LS dan 129.25 BT, tepatnya di darat posisi 42 KM Timur Laut Masohi, ibu kota kabupaten Maluku Tengah dengan kedalaman 10 km, tidak berpotensi tsunami.
Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan II -III MMI di Amahai, kabupaten Maluku Tengah.
Hal ini sesuai dengan informasi yang disampaikan warga bahwa di daerah tersebut guncangannya dirasakan banyak orang.
"Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan maupun korban," ujar Sunardi.
Dia mengemukakan, ditinjau dari kedalaman hiposenter, gempa bumi ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal yang mengakibatkan terjadi deformasi batuan sehingga memicu terjadinya gempabumi.
"Kami memantau belum ada gempa susulan, tetapi masyarakat diimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi BMKG serta arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan khusus bagi masyarakat pesisir agar tidak terprovokasi karena gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami," tandas Sunardi.
Sebelumnya, gempa tektonik berkekuatan 5,0 SR, Selasa pagi, pukul 06.29 WIT, mengguncang kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).
Gempa dengan Episentris 7.58 LS dan 128.98 BT pada kedalaman 164 KM dengan arah 264 KM Barat Daya kabupaten MTB juga tidak berpotensi tsunami.
Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa Maluku termasuk salah satu daerah yang rentan dan rawan terjadi bencana alam berupa gempa tektonik yang dapat menimbulkan kerusakan berat, termasuk terjadinya tsunami.
Maluku berada pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.
Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia, bertemu dengan Lempeng Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan. (MP-5)
No comments:
Post a Comment