"Harga lagi turun sekarang di Surabaya, jadi di Ambon juga kami turunkan harga beli dari petani, agar kami tidak merugi sebab hasil pembelian kopra di Kota Ambon maupun Maluku pada umumnya selama ini dijual lagi ke Surabaya sebagai pasar utama," kata Ricky, pembeli yang menempati toko miliknya di kawasan pertokoan Pasar Mardika, Selasa (27/2).
Walaupun harga kopra sudah bergerak turun, lanjutnya, tapi belakangan ini ada saja para petani di daerah ini yang mau menjual hasil kerajinan mereka walaupun tidak dalam jumlah yang besar.
"Jadi walaupun harga kopra turun cukup jauh tetapi masih ada petani yang datang menjual hasil kerajinan mereka," ujarnya.
Ditanya apakah ada keluhan dari petani yang datang menjual kopra hasil kerajinan mereka, Ricky mengatakan, hal itu sudah pasti, bahkan ada yang mengancam akan memutar haluan yakni menjual buah kelapa langsung ke pasar memanfaatkan harga buah kelapa di pasar yang cukup menguntungkan. Harga kelapa di pasar berkisar antara Rp5.000 hingga Rp7.000/buah.
"Memang setiap petani yang datang menjual kopra selalu mengeluh akibat perkembangan harga yang terjadi belakangan ini yang turun tajam," ujarnya.
Di awal bulan Januari 2018, lanjutnya, harga kopra mencapai Rp10.500/kg, kemudian turun lagi menjadi Rp8.000, dan turun lagi menjadi Rp7.500, dan sekarang turun menjadi Rp6.800/kg.
Sedangkan harga hasil perkebunan lain seperti cengkih kini juga masih bertahan yakni Rp95.000/kg, kecuali coklat yang sedikit membaik, dimana harganya sekarang ini mencapai Rp25.000/kg atau naik dari sebelumnya Rp23.000/kg.
Ditanya harga biji pala bundar, Ricky mengatakan sudah dua bulan lebih dirinya tidak membeli biji pala bundar maupun fuli, namun kalau saya pantau harga teman-teman yang ikut membeli mereka menawarkan harga Rp58.000/kg, dan fuli Rp25.000/kg. (MP-4)
No comments:
Post a Comment