“Kemiskinan di Maluku sistemik, karena formula alokasi keuangan yang tidak memihak Maluku karena mengacu kepada jumlah penduduk dan luas wilayah daratan. Padahal luas daratan kita sangat kecil dan jumlah penduduk sedikit. Jadi, kita butuh tindakan, terobosan. Tidak bisa hanya biasa-biasa saja,” ungkap Engelina ketika menyampaikan paparan “Kepemimpinan Visioner dan Inovatif Dalam Mengentaskan Kemiskinan di Maluku” dalam Musyawarah Pimpinan Daerah PKB Maluku, Ambon, Jumat (25/8).
Untuk itu, katanya, kalau terpilih menjadi Gubernur Maluku, maka dirinya akan melakukan berbagai terobosan dengan membangun kerjasama dengan berbagai pihak, terutama swasta untuk mengatasi kemiskinan di Maluku.
“APBD tidak cukup. Beta pernah memimpin badan anggaran DPR RI, jadi tahu persis,” tutur Engelina yang juga lulusan Universitas Bremen Jerman.
Menurutnya, kalau masih di urutan 10 atau 15, mungkin bisa mengandalkan APBD meski sangat lambat, tapi Maluku ini kan sesuai data BPS ada di urutan keempat provinsi termiskin.“Kalau hanya mengandalkan APBD yang seperti sekarang, beta kira tidak cukup untuk atasi kemiskinan,” jelas puteri pendiri PT. Pertamina ini.
Pada masa depan, katanya, Blok Masela akan membawa perubahan di Maluku, karena dengan sendirinya akan menjadi engine of growth (mesin pertumbuhan) di Maluku. Namun, Blok Masela itu belum bisa diandalkan dalam masa lima tahun ini, sehingga pada masa lima tahun ini Maluku harus menyiapkan sumber daya manusia yang bisa menjawab kebutuhan Blok Masela.
“Jadi kalau ada yang mau andalkan Blok Masela dalam lima tahun ini, belum bisa. Tapi, 10 tahun yang akan datang. Tapi, kita harus menyiapkan sebaik-baiknya sehingga anak-anak Maluku siap pada saatnya,” katanya.
Dijelaskan Engelina, mengapa dia dan berbagai kalangan di Maluku meminta pemerintah membangun kilang di darat. Menurutnya, Blok Masela berjarak 40 mil dari pantai. Padahal, kewenangan Maluku hanya sejauh 12 mil, artinya dengan jarak seperti itu maka kewenangan sepenuhnya ada di pemerintah pusat.
“Kalau ini yang terjadi dan dibangun kilang di laut, maka Maluku akan ‘selesai’ karena kita menjadi penonton. Tapi, karena dipindahkan ke darat menyebabkan Maluku memiliki hak dan bisa mendapatkan efek ganda (multipliers effect) dari keberadaan blok Masela,” tuturnya.
Dia menyayangkan karena justru ada pemimpin di Maluku yang mendukung pembangunan kilang di laut. “Kami dapat informasi dari sidang kabinet dan memang ada yang ingin dibangun di laut. Ya kami terus berteriak agar dibangun di darat dan bersyukur Presiden Joko Widodo memutuskan di darat. Ketika kami berjuang, mereka ada dimana?” tutur pendiri Archipelago Solidarity Foundation ini.
Mengenai kepemimpinan yang visioner, Engelina mengatakan, kepemimpinan yang visioner harus memahami sejarah besar Maluku pada masa silam. Tanpa itu, maka visi Maluku ke depan tidak berakar karena kehilangan identitas.“Maluku bukan hanya berperan untuk Indonesia, tetapi juga memiliki peran yang besar untuk dunia. Peta pertama di dunia dibuat untuk mencari negeri di bawah awan, itu Maluku. Dari dulu Maluku sudah dicari dunia,” tegasnya.
Engelina mengungkapkan, pencarian terhadap rempah Maluku melahirkan apa yang dinamakan jalur rempah (spice routes). “Memang benar jalur rempah masa lalu, tapi jangan lupa China memiliki jalur sutra (silk routes) yang kini didaftarkan sebagai warisan dunia dan itu digunakan untuk membuka jalur perdagangan dan politik. Kita memiliki jalur sendiri yang tidak kalah legendaris,” kata lulusan Universitas Bremen Jerman ini.
Paparan singkat Engelina yang menarik dengan gagasan yang original itu tidak dapat dipaparkan lebih dalam karena keterbatasan waktu.
Kepada wartawan, Engelina mengatakan, karena lima tahun ini tidak bisa mengandalkan Blok Masela, maka butuh terobosan yang tidak biasa untuk mengangkat Maluku dari kemiskinan.
“Dengan pihak swasta ada peluang yang cukup besar,” ujarnya.
Menurut Engelina dalam lima tahun ke depan, kalau terpilih maka dia mengutamakan sumber daya manusia, karena hal ini yang akan memutus mata rantai kemiskinan. Selain itu, infrastruktur yang mendukung bidang perikanan, pariwisata.
“Kekayaan ikan dan potensi pariwisata ini membutuhkan infrastruktur dan ini akan mengangkat ekonomi rakyat,” tandasnya.
Engelina mengingatkan, untuk mengembangkan pariwisata membutuhkan kerja keras untuk mengangkat citra Maluku di dunia internasional sebagai daerah yang nyaman.
“Janganlah ada lagi yang bilang Maluku ini tidak aman. Karena sampai saat ini, masih ada acara internasional yang semestinya digelar di Maluku tapi dipindahkan, karena khawatir soal keamanan. Sangat penting untuk menjadikan Maluku ini sebagai wilayah yang aman dan damai,” ujar Engelina yang mengincar dukungan PKB, Nasdem, Hanura, dan PAN ini. (MP-10)
No comments:
Post a Comment