Rechercher dans ce blog

Saturday, June 3, 2017

Ilmuwan Islam Pencipta Tangga Nada ( Do Re Mi Fa Sol La Si Do). Benarkah ?




Sahabat, siapa sih sebenarnya penemu tangga nada Do, Re, Mi, Fa, So, La, Si, do? Do Re Mi Fa Sol La Si Do atau tangga nada solmisasi yang diakui secara internasional dan digunakan oleh seluruh orang di dunia ini diakui diciptakan oleh Guido Arezzo (995-1050). Siapa dia?Beliau  adalah seorang pemusik Italia dalam program British Channel 4. Tapi eh ternyata sob, setelah dilakukan penelitian,  ternyata tangga nada itu pertama kali ditemukan oleh ilmuwan muslim lho, yaitu  Ishaq Al-Mausili (wafat 850 M)  seorang musisi Muslim terbesar di kancah dunia musik Arab pada zaman kekhalifahan dan telah digunakan oleh musisi muslim sejak abad ke-9.

Fakta penting ini, pertama kali diungkapkan oleh Jean Benjamin de la Borde seorang ilmuwan dan komponis Perancis dalam bukunya; Essai Surla Musique Ancienne et et Moderne (1780).  Jean Benjamin secara alphabet menyebutkan kalau solmisasi ini ditemukan oleh sarjana Muslim. Solmisasi itu terdiri atas silabels (solmisasi) dalam abjad Arab yaitu; Mi, Fa, Shad, La, Sin, Dal, dan Ra.

Menurut Jean Benjamin, notasi abjad arab ini kemudian ditransliterasikan oleh ilmuwan Eropa ke dalam bahasa Latin, dan entah bagaimana diklaim sebagai Hymne St. Jhon ( Hymne St. Jhohanes), transliterasi ini dilakukan oleh pemusik Italia; Guido Van Arezzo (995-1050) yang usianya berbeda  jauh  dari Musisi Muslim ”Ishaq Al-Mausili” penemu sitem penulisan musik dengan solmisasi-nya.

Pada suatu waktu, Program British menayangkan acara sejarah musik yang menyatakan tanpa malu bahwa; Guido adalah penemu system solmisasi, tanpa sedikitpun mengungkapkan fakta temuan oleh ilmuwan Muslim. (Berarti membajak hak cipta tuh). Namun Jean, orang yang mengetahui sebenarnya, tidak rela terhadap pernyataan; “Yang menemukan solmisasi itu Guido”. Sehingga Jean mengambil sikap bahwa solmisasi itu ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Hal ini pula didukung oleh musisi Eropa lain diantaranya Guillaume Andre Villoteau (1759-1839) yang juga mengakui bahwa penemu solmisasi adalah ilmuwan Muslim.

Jean Benjamin de la Borde melakukan penelitian dengan cara membandingkan antara solmisasi dari Guido dengan solmisasi yang berabjad Arab agar pernyataan dia benar adanya. Mari kita bandingkan notasi di bawah ini:

Notasi Arab                        : Mi, Fa, Shad, La, Sin, Dal,  Ra

Notasi Guido                      : MI, Fa, Sol, La, Ti, Ut, Re

Notasi Musik kini              : Mi, Fa, Sol, La, Si, Do, Re

Kalau kita bandingkan antara ketiganya, ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penulisan solmisasi notasi musik. Makanya, kita harus merasa bangga terhadap Islam dan ilmuwan Muslim bahwa kalau notasi musik sudah dipergunakan oleh musisi muslim sejak abad ke-9.

Solmisasi diperkenalkan Ishaq Al-Mausili dalam bukunya, Book of Notes and Rhythms dan Great Book of Songs, yang begitu populer di Barat. Juga Musisi Muslim lainnya yang juga memperkenalkan solmisasi berabjad Arab adalah Ibn Al-Farabi (872 M-950 M) dalam Kitab Al-Mausiqul Kabir. Selain itu, Ziryab (789 M-857 M), seorang ahli musik dan ahli botani dari Baghdad, turut mengembangkan penggunaan solmisasi tersebut di Spanyol jauh sebelum Guiddo Arezzo muncul dengan notasi Guido’s Hand-nya.



Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Guido Arezzo adalah musisi yang pertama kali memperkenalkan solmisasi lewat notasi Guido’s Hand. Ternyata, notasi Guido’s Hand milik Guido van Arezzo hanyalah jiplakan dari notasi Arab yang telah ditemukan dan digunakan sejak abad ke-9 oleh para ilmuwan Muslim.

Para ilmuwan yang telah menggunakannya, antara lain Yunus Alkatib (765 M), Al-Khalil (791 M), Al- Ma’mun (wafat 833 M), Ishaq Al- Mausili (wafat 850 M), dan Ibn Al- Farabi (872 M-950 M). Ibn Firnas (wafat 888 M) pun turut berperan dalam penggunaan solmisasi tersebut di Spanyol. Karena, ia adalah orang yang memperkenalkan masyarakat Spanyol terhadap musik oriental dan juga merupakan orang yang pertama kali mengajarkannya di sekolah-sekolah Andalusia.

Guido van Arezzo mengetahui solmisasi tersebut dengan mempelajari Catalogna, sebuah buku teori musik berbahasa Latin yang berisi kumpulan penemuan ilmuwan Muslim di bidang musik. Solmisasi tersebut ditulis dalam Catalogna yang diterbitkan di Monte Cassino pada abad ke-11. Monte Cassino merupakan daerah di Italia yang pernah dihuni masyarakat Muslim dan juga pernah disinggahi oleh Constantine Afrika. Lagi-lagi, peradaban Barat mencoba memanipulasi sejarah.



Sumber : islamsejati.com

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

5 Negara yang Terkenal akan Street Food Nikmat Mereka - IDN Times

Berwisata ke luar negeri tak lengkap rasanya jika tidak mencoba berbagai hal yang khas dari negara tersebut. Mulai dari tempat wisata , b...

Postingan Populer