MusliModerat.net - "Dulu kami agak peduli dengan mereka (HTI). Namun, karena mereka seringkali tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, dan terkesan mau menang sendiri dalam berpendapat, bahkan terkesan tidak mau menghormati para ulamayang lebih tua dalam segala aspek, maka kami tidak begitu menghiraukan mereka lagi. Apalagi pemahaman mereka itu sangat tidak cocok dengan kultur umat Islam bangsa Indonesia sebagai penerus perjuangan dakwah para Walisongo".
Demikian disampaikan oleh Ustad. Luthfi Bashori Malang, Bos Besar NUGL, sebagaimana yang tertulis didalam situs pribadinya Perjuangislam.com (6/6/2013).
Baca Kelanjutan Bos Besar NUGL: HTI itu Keras Kepala dan Tidak Cocok dengan Umat Islam Indonesia : http://ift.tt/2sMKU81
Demikian disampaikan oleh Ustad. Luthfi Bashori Malang, Bos Besar NUGL, sebagaimana yang tertulis didalam situs pribadinya Perjuangislam.com (6/6/2013).
Pengasuh Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islami Singosari Malang tersebut mengungkap ketidak perluan pada HTI setelah mengetahui karakter kelompok HTI yang keras kepala, arogan dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, bahkan tidak menghormati ulama meskipun lebih mumpuni dalam segala aspek.
Ketua Umum Pesanren Ilmu Alquran (PIQ) Singosari Malang juga menegaskan ketidak cocokan dakwah HTI dengan kultur ummat Islam Indonesia.
Lebih jauh, Ust. Luthfi Bashori mengatakan bahwa HTI hanya memperjuangkan pendapat Taqiyuddin An-Nabhani dan menolak fiqh Hanafiyah, Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanbaliyah yaitu Fiqh 4 Madzhab.
"Mereka (HTI) menolak fiqih 4 madzhab yang memperbolehkan hukumnya satu negara dipimpin oleh seorang presiden/raja/pedana menteri sebagai pemerintah yang sah menurut syariat, asalkan para pemimpinnya tidak melarang pemberlakuan syariat Islam. Mereka hanya memperjuangkan pendapat Taqyuddin Annabhani, tokoh HTI. Padahal dunia ini mayoritas dihuni umat Islam dari 4 madzhab." tulis Ketua Komisi Hukum dan Fatwa MUI Kabupaten Malang tersebut.
Penulis buku "Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat " tersebut juga mengaku sangat memahami arah pemikiran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena sering berdiskusi dengan mereka yang tidak pernah ketemu ujung pangkalnya.
"Kami sudah tahu persis arah pemikiran mereka, karena kami sering berdiskusi dengan kelompok HTI yang tidak pernah ketemu ujung pangkalnya", tulisnya.</span>
Ust. Luthfi Bashori juga menilai bahwa kelompok HTI tidak konsisten dan tidak konsekuen dengan keyakinan mereka sendiri. (*).
Sumber dan Disunting dari : http://ift.tt/2sJk1kn
No comments:
Post a Comment