BERITA MALUKU. Aparat keamanan TNI/Polri diperkuat dengan membangun pos pengamanan di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara guna mengantisipasi adanya kelompok ISIS dari Filipina.
"Pulau Morotai menjadi wilayah yang berbatasan dengan Filipina, sehingga telah diperkuat pengamanannya sejak masalah di Marawi," kata Kapolda Maluku Utara, Brigjen Pol Tugas Dwi Apriyanto, di Ternate, Senin (19/6/2017).
Selain itu, ada beberapa pos akan memperkuat pengamanan melibatkan TNI maupun Polri yang bertugas dalam pengamanan wilayah di kabupaten Pulau Morotai.
"Saya dengan Danrem 152/Babullah Ternate sepakat ada dua pos yang paling ujung yang akan memperkuat secara khusus di Pulau Morotai dan Halmahera Utara," ujar Kapolda.
Pemantauan juga dilakukan di garis-garis pantai yang berbatasan dengan laut Pasifik, temasuk di wilayah Kabupaten Halmahera Timur dan hal itu dilakukan karena semua peluang bisa memungkinkan ISIS menyusup ke Maluku Utara.
Kapolda juga meminta agar seluruh Polres kabupaten/kota di Maluku Utara agar menciptakan suasana Kamtibmas di wilayah tugasnya masing-masing hingga paska perayaan Idul Fitri 1438 Hijriah.
"Harapan saya, agar Polres selalu membangun bekerjasama dengan seluruh stekholder di kewilayahan sehingga dapat tercipta keharmonisan antar instansi dan setiap persoalan maupun permasalahan dapat diredam demi meningkatkan pelayanan dan pengayoman untuk kenyamanan dan keamanan masyarakat di Malut," tandasnya.
Menurut dia, situasi kamtibmas di wilayah Provinsi Maluku Utara akhir-akhir ini sering terjadi polemik akibat terjadi kesalahpahaman persepsi di masyarakat sehingga aparat keamanan dapat diselesaikan dengan baik.
"Kemudian adanya orang-orang maupun organisasi yang mengatasnamakan Agama Islam yang membuat atau menciptakan isu dengan mengklaim bahwa Polri mengkriminalisasi ulama.Hal tersebut sesungguhnya tidak benar karena instansi Polri tidak pernah menghubungkan antaraagama dengan pelayanan hukum," tegas Kapolda.
"Pulau Morotai menjadi wilayah yang berbatasan dengan Filipina, sehingga telah diperkuat pengamanannya sejak masalah di Marawi," kata Kapolda Maluku Utara, Brigjen Pol Tugas Dwi Apriyanto, di Ternate, Senin (19/6/2017).
Selain itu, ada beberapa pos akan memperkuat pengamanan melibatkan TNI maupun Polri yang bertugas dalam pengamanan wilayah di kabupaten Pulau Morotai.
"Saya dengan Danrem 152/Babullah Ternate sepakat ada dua pos yang paling ujung yang akan memperkuat secara khusus di Pulau Morotai dan Halmahera Utara," ujar Kapolda.
Pemantauan juga dilakukan di garis-garis pantai yang berbatasan dengan laut Pasifik, temasuk di wilayah Kabupaten Halmahera Timur dan hal itu dilakukan karena semua peluang bisa memungkinkan ISIS menyusup ke Maluku Utara.
Kapolda juga meminta agar seluruh Polres kabupaten/kota di Maluku Utara agar menciptakan suasana Kamtibmas di wilayah tugasnya masing-masing hingga paska perayaan Idul Fitri 1438 Hijriah.
"Harapan saya, agar Polres selalu membangun bekerjasama dengan seluruh stekholder di kewilayahan sehingga dapat tercipta keharmonisan antar instansi dan setiap persoalan maupun permasalahan dapat diredam demi meningkatkan pelayanan dan pengayoman untuk kenyamanan dan keamanan masyarakat di Malut," tandasnya.
Menurut dia, situasi kamtibmas di wilayah Provinsi Maluku Utara akhir-akhir ini sering terjadi polemik akibat terjadi kesalahpahaman persepsi di masyarakat sehingga aparat keamanan dapat diselesaikan dengan baik.
"Kemudian adanya orang-orang maupun organisasi yang mengatasnamakan Agama Islam yang membuat atau menciptakan isu dengan mengklaim bahwa Polri mengkriminalisasi ulama.Hal tersebut sesungguhnya tidak benar karena instansi Polri tidak pernah menghubungkan antaraagama dengan pelayanan hukum," tegas Kapolda.
No comments:
Post a Comment