METROJAMBI - Korea Selatan tidak hanya terkenal dengan para artis K-Pop dan Drakor, namun juga kaya akan stree food yang lagi digandrungi banyak orang.
Salah satunya, cheese corn dog, makanan street food yang tidak akan mengecewakan.
Ternyata, memasaknya pun tidak sulit. Kami akan bagiin resep mudah bikan cheese corn dog yang bisa kamu coba di rumah.
Pekanbaru - Kota Pekanbaru memiliki beragam wisata kuliner. Di waktu malam hari di daerah berjuluk kota bertuah itu, banyak menyajikan jajanan di pinggir jalan atau street food.
Hadirnya pedagang kuliner malam di Pekanbaru mampu menjadi daya tarik wisatawan lokal untuk bersantap malam. Pelancong bisa mencicipi kudapan sembari menikmati gemerlap suasana kota Pekanbaru.
One Street Food di Pemuda City Walk (PCW) Pekanbaru, banyak menyajikan variasi menu makanan dan minuman. Lokasinya berada di Jalan Pemuda. Di sentra kuliner ini pemburu santapan malam bisa mencicipi kudapan hingga makanan berat. Mulai dari telur gulung, tahu gejrot, ubi dan kentang goreng, kwetiau, mie ayam bakso, hingga nasi dan mie goreng.
Selain menu tersebut, ada pula sajian kuliner kekinian seperti, menantea, tokoyaki amor, kebab, shori ramen, dan salted egg chicken. Di sini juga menawarkan minuman es lemon tea, es coklat, kopi, air tebu, dan es krim. Harga menu yang ditawarkan berkisar 10 ribu rupiah hingga 35 ribu rupiah.
Lokasi selanjutnya adalah Taman Kota atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tunjuk Ajar Integritas di Jalan Ahmad Yani. Kawasan ini juga tercatat sebagai satu di antara sentra kuliner di Kota Bertuah. Lokasinya berada di jantung kota, yakni persis di seberang rumah dinas Wali Kota Pekanbaru.
Pengunjung street food di sini didominasi oleh para kawula muda. Lokasi ini selalu ramai disambangi pengunjung saban malam akhir pekan. Menu yang ditawarkan di sini beragam. Mulai dari makanan nusantara seperti bakso, mie ayam, sate, ayam penyet, tahu gejrot, dan menu lainnya.
Beragam pilihan menu minuman juga tersedia, seperti es coklat boba, kopi, mojito, dan minuman kekinian lainnya. Harga menu yang ditawarkan berkisar 10 ribu rupiah hingga 20 ribu rupiah. Pada petang hari, para pedagang sudah datang membuka lapaknya.
Kawasan street food lainnya di Pekanbaru berada di Jalan Cut Nyak Dien. Lokasinya sangat strategis, berada di belakang Kantor Gubernur Riau. Variasi menu yang disuguhkan di sini adalah donat, frozen food, gultik, sate thaican, kopi milo (kopmil), thaitea, es kolak durian, dan kudapan lainnya. Di sini gultik atau gulai itik pilihan makanan yang selalu ludes diserbu pembeli.
Gultik adalah irisan daging itik yang disiram dengan racikan bumbu kuah gulai. Akan lebih nikmat disantap, jika dipadukan dengan perkedel, sate usus, sate kerang, dan jeroan.
Harga gultik di sini relatif murah. Dengan modal 14 ribu rupiah para pemburu kuliner sudah bisa menikmati gurih dan lezatnya seporsi gultik. Namun, jika ingin ditambah menu lainnya, pembeli harus merogoh kocek 3 ribu rupiah untuk harga satu sate ataupun perkedel.
Selain lokasi tersebut, pelancong juga bisa menikmati kuliner malam di Jalan WR Supratman. Ruas jalan ini tidak terlalu panjang, berkisar 500 meter. Lokasinya bersebelahan dengan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau.
Di sini sejumlah pedagang kuliner berjejer di tepi jalan, sejak sore hingga malam hari. Makanan yang ditawarkan beragam, di antaranya siomai, cilok, gorengan, craffle, ketoprak, nasi goreng kambing, dan menu lainnya.
Di lokasi ini penikmat kuliner bisa merasakan sensasi makan steak kaki lima, rasa bintang lima. Dalam satu piringnya disuguhi sepotong steak, kentang goreng, dan salad sayur. Harganya berkisar 32 ribu rupiah untuk steak ayam hingga 110 ribu rupiah untuk steak daging sapi.
Usai pandemi COVID-19, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Kota Pekanbaru, Riau, bergerak pulih. Sejumlah lokawisata kuliner bergeliat. Kembali tumbuh menjadi kantung-kantung ekonomi.
Ketua Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Provinsi Riau, Alfa Frisa Septania mengatakan, saat awal COVID-19 melanda dunia, berbagai aktivitas sempat terhenti termasuk aktivitas dalam sektor kuliner.
"Setelah melewati penyesuaian terhadap efek dari COVID-19, mengakibatkan para pelaku usaha musti melek teknologi agar dapat berdagang secara online. Bahkan, banyak muncul pelaku usaha baru yang mencoba peruntungannya berbisnis kuliner secara online," ucap Frisa, Kamis.
Diungkapkan dia, saat COVID-19 berlalu, para pebisnis kuliner yang awalnya berdagang untuk mengisi waktu kosong, menjadi fokus terhadap produk yang mereka jual. Hal ini dapat dilihat dengan muculnya puluhan coffee shop serta maraknya stand UMKM di Pekanbaru yang menggambarkan tren positif terhadap sektor kuliner di Pekanbaru.
"Begitu pula kawasan street food yang ada di Pekanbaru ini, keberadaannya sangat memanjakan para pengunjung. Sehingga membuat geliat bisnis kuliner ini makin signifikan, menjanjikan, dan berkembang," jelasnya.
Praktisi di bidang kuliner ini berharap, pemerintah terus melakukan upaya dalam akselerasi pengembangan UMKM. Mulai dari mempertahankan produksi hingga peningkatan kualitas dari produk UMKM.
"Hal ini perlu ditanggapi serius, karena niat orang untuk berusaha itu juga perlu didukung dan dirangkul yang kemudian usahanya bisa difranchisekan, ditingkatkan mutunya. Sehingga mereka sampai di tahap mengekspor, karena saat ini perkembangan [UMKM] begitu dahsyat," tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat mengatakan, bangkitnya sektor parekraf di kota Pekanbaru tak lepas dari komitmen dari pemerintah daerah setempat. Kemudian, didukung pula oleh pelaku parekraf dan UMKM.
"Kota Pekanbaru terus membuktikan komitmen memajukan sektor parekraf. Keberadaan wisata kuliner terus tumbuh dan berkembang. Hal ini tak lepas dari komitmen pemerintah daerah setempat dan dukungan insan parekraf bersama pelaku UMKM," ucap Roni.
Diungkapkan dia, bahwa belum lama ini telah diresmikan Zona Kuliner Halal, Aman dan Sehat (KHAS) yang pertama di Provinsi Riau, pada Kamis, (2/11/2023) lalu.
"Provinsi Riau menjadi provinsi pertama di Pulau Sumatra dan ke-6 di Indonesia yang memiliki Zona KHAS. Lokasinya di kawasan Riau Garden, Jalan Soebrantas, Pekanbaru," ujar Roni. (MC Riau/Alw)
Pekanbaru - Kota Pekanbaru memiliki beragam wisata kuliner. Di waktu malam hari di daerah berjuluk kota bertuah itu, banyak menyajikan jajanan di pinggir jalan atau street food.
Hadirnya pedagang kuliner malam di Pekanbaru mampu menjadi daya tarik wisatawan lokal untuk bersantap malam. Pelancong bisa mencicipi kudapan sembari menikmati gemerlap suasana kota Pekanbaru.
One Street Food di Pemuda City Walk (PCW) Pekanbaru, banyak menyajikan variasi menu makanan dan minuman. Lokasinya berada di Jalan Pemuda. Di sentra kuliner ini pemburu santapan malam bisa mencicipi kudapan hingga makanan berat. Mulai dari telur gulung, tahu gejrot, ubi dan kentang goreng, kwetiau, mie ayam bakso, hingga nasi dan mie goreng.
Selain menu tersebut, ada pula sajian kuliner kekinian seperti, menantea, tokoyaki amor, kebab, shori ramen, dan salted egg chicken. Di sini juga menawarkan minuman es lemon tea, es coklat, kopi, air tebu, dan es krim. Harga menu yang ditawarkan berkisar 10 ribu rupiah hingga 35 ribu rupiah.
Lokasi selanjutnya adalah Taman Kota atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tunjuk Ajar Integritas di Jalan Ahmad Yani. Kawasan ini juga tercatat sebagai satu di antara sentra kuliner di Kota Bertuah. Lokasinya berada di jantung kota, yakni persis di seberang rumah dinas Wali Kota Pekanbaru.
Pengunjung street food di sini didominasi oleh para kawula muda. Lokasi ini selalu ramai disambangi pengunjung saban malam akhir pekan. Menu yang ditawarkan di sini beragam. Mulai dari makanan nusantara seperti bakso, mie ayam, sate, ayam penyet, tahu gejrot, dan menu lainnya.
Beragam pilihan menu minuman juga tersedia, seperti es coklat boba, kopi, mojito, dan minuman kekinian lainnya. Harga menu yang ditawarkan berkisar 10 ribu rupiah hingga 20 ribu rupiah. Pada petang hari, para pedagang sudah datang membuka lapaknya.
Kawasan street food lainnya di Pekanbaru berada di Jalan Cut Nyak Dien. Lokasinya sangat strategis, berada di belakang Kantor Gubernur Riau. Variasi menu yang disuguhkan di sini adalah donat, frozen food, gultik, sate thaican, kopi milo (kopmil), thaitea, es kolak durian, dan kudapan lainnya. Di sini gultik atau gulai itik pilihan makanan yang selalu ludes diserbu pembeli.
Gultik adalah irisan daging itik yang disiram dengan racikan bumbu kuah gulai. Akan lebih nikmat disantap, jika dipadukan dengan perkedel, sate usus, sate kerang, dan jeroan.
Harga gultik di sini relatif murah. Dengan modal 14 ribu rupiah para pemburu kuliner sudah bisa menikmati gurih dan lezatnya seporsi gultik. Namun, jika ingin ditambah menu lainnya, pembeli harus merogoh kocek 3 ribu rupiah untuk harga satu sate ataupun perkedel.
Selain lokasi tersebut, pelancong juga bisa menikmati kuliner malam di Jalan WR Supratman. Ruas jalan ini tidak terlalu panjang, berkisar 500 meter. Lokasinya bersebelahan dengan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau.
Di sini sejumlah pedagang kuliner berjejer di tepi jalan, sejak sore hingga malam hari. Makanan yang ditawarkan beragam, di antaranya siomai, cilok, gorengan, craffle, ketoprak, nasi goreng kambing, dan menu lainnya.
Di lokasi ini penikmat kuliner bisa merasakan sensasi makan steak kaki lima, rasa bintang lima. Dalam satu piringnya disuguhi sepotong steak, kentang goreng, dan salad sayur. Harganya berkisar 32 ribu rupiah untuk steak ayam hingga 110 ribu rupiah untuk steak daging sapi.
Usai pandemi COVID-19, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Kota Pekanbaru, Riau, bergerak pulih. Sejumlah lokawisata kuliner bergeliat. Kembali tumbuh menjadi kantung-kantung ekonomi.
Ketua Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Provinsi Riau, Alfa Frisa Septania mengatakan, saat awal COVID-19 melanda dunia, berbagai aktivitas sempat terhenti termasuk aktivitas dalam sektor kuliner.
"Setelah melewati penyesuaian terhadap efek dari COVID-19, mengakibatkan para pelaku usaha musti melek teknologi agar dapat berdagang secara online. Bahkan, banyak muncul pelaku usaha baru yang mencoba peruntungannya berbisnis kuliner secara online," ucap Frisa, Kamis.
Diungkapkan dia, saat COVID-19 berlalu, para pebisnis kuliner yang awalnya berdagang untuk mengisi waktu kosong, menjadi fokus terhadap produk yang mereka jual. Hal ini dapat dilihat dengan muculnya puluhan coffee shop serta maraknya stand UMKM di Pekanbaru yang menggambarkan tren positif terhadap sektor kuliner di Pekanbaru.
"Begitu pula kawasan street food yang ada di Pekanbaru ini, keberadaannya sangat memanjakan para pengunjung. Sehingga membuat geliat bisnis kuliner ini makin signifikan, menjanjikan, dan berkembang," jelasnya.
Praktisi di bidang kuliner ini berharap, pemerintah terus melakukan upaya dalam akselerasi pengembangan UMKM. Mulai dari mempertahankan produksi hingga peningkatan kualitas dari produk UMKM.
"Hal ini perlu ditanggapi serius, karena niat orang untuk berusaha itu juga perlu didukung dan dirangkul yang kemudian usahanya bisa difranchisekan, ditingkatkan mutunya. Sehingga mereka sampai di tahap mengekspor, karena saat ini perkembangan [UMKM] begitu dahsyat," tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat mengatakan, bangkitnya sektor parekraf di kota Pekanbaru tak lepas dari komitmen dari pemerintah daerah setempat. Kemudian, didukung pula oleh pelaku parekraf dan UMKM.
"Kota Pekanbaru terus membuktikan komitmen memajukan sektor parekraf. Keberadaan wisata kuliner terus tumbuh dan berkembang. Hal ini tak lepas dari komitmen pemerintah daerah setempat dan dukungan insan parekraf bersama pelaku UMKM," ucap Roni.
Diungkapkan dia, bahwa belum lama ini telah diresmikan Zona Kuliner Halal, Aman dan Sehat (KHAS) yang pertama di Provinsi Riau, pada Kamis, (2/11/2023) lalu.
"Provinsi Riau menjadi provinsi pertama di Pulau Sumatra dan ke-6 di Indonesia yang memiliki Zona KHAS. Lokasinya di kawasan Riau Garden, Jalan Soebrantas, Pekanbaru," ujar Roni. (MC Riau/Alw)
METROJAMBI - Korea Selatan tidak hanya terkenal dengan para artis K-Pop dan Drakor, namun juga kaya akan stree food yang lagi digandrungi banyak orang.
Salah satunya, cheese corn dog, makanan street food yang tidak akan mengecewakan.
Ternyata, memasaknya pun tidak sulit. Kami akan bagiin resep mudah bikan cheese corn dog yang bisa kamu coba di rumah.
Sumbarkita – Kota Padang bisa disebut surganya para pecinta kuliner. Banyak tempat yang bisa disambangi yang menawarkan pengalaman wisata kuliner.
Buat kamu yang ingin memanjakan lidah, berburu Street Food bisa menjadi pilihan kegiatanmu di akhir pekan.
Menjelajahi Street Food menjadi tren belakangan ini, karena enak, terjangkau, dan nyaman.
Mengutip bioma.id, Street Food didefinisikan sebagai semua jenis makanan yang disiapkan dan dijual di ruang publik, seperti pasar atau jalanan. Biasanya dimasak dan disajikan dari warung makan keliling, gerobak, atau truk.
Street Food telah ada selama berabad-abad dan dinikmati oleh orang-orang di seluruh dunia. Ini adalah cara yang murah dan nyaman untuk mendapatkan makanan cepat saji saat bepergian.
Berikut 3 lokasi street food yang wajib didatangi jika berkunjung ke Padang.
1. Kuliner Pasar Baru Unand
Tempat ini cocok untuk mahasiswa Universitas Andalas, karena lokasinya arah ke Unand.
Berbagai jenis makanan dan minuman kekinian dijajakan di kawasan kuliner Pasar Baru yang berada di Jalan Dr. Moh Hatta, Pauh, Kota Padang.
Terdapat beragam kuliner, mulai dari mie, olahan ayam, kudapan manis hingga es cendol dan gorengan di Simpang Pasar Baru Unand.
BERWISATA ke Yogyakarta belum lengkap rasanya jika tidak mencoba beragam kulinernya yang melegenda.
Selain harganya yang murah, tekstur serta rasa dari jajanan tradisionalnya sangat khas karena masih menggunakan resep turun temurun.
Baca Juga: 4 Negara yang Digeser Timnas Indonesia di Ranking FIFA jika Menang atas Filipina
Karena letaknya di pinggir jalan, beberapa street food ini mudah ditemui oleh wisatawan. Penasaran apa saja ? Mengutip dari laman Indonesia Travel, berikut lima street food legendaris Jogja wajib Anda kunjungi;
Baca Juga: Kisah Gregoria Mariska, Dulu Diremehkan Kini Tembus 8 Besar Dunia
Akhir pekan sudah tiba, saatnya untuk wisata kulineran bersama dengan keluarga dan teman-teman. Ada Streetfood Festival 2023 yang bisa dikunjungi.
Acara kuliner bertajuk Streetfood Festival digelar di Summarecon Crown Gading (SCG), Bekasi. Festival ini menggandeng media kuliner Yukmakan dan diselenggarakan untuk pertama kalinya.
Festival kuliner ini akan berlangsung selama empat hari dari tanggal 23 hingga 26 November mendatang. Traveler bisa berkunjung mulai jam 11.00 - 19.00 WIB selama acara berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya ada lebih dari 100 varian menu dari 25 tenant yang turut meramaikan festival kuliner ini. Pengunjung StreetFood Festival 2023 akan dimanjakan oleh beragam makanan dan minuman khas kaki lima yang menggugah selera.
Mulai dari aneka olahan seafood dan ikan yang bisa dijumpai di tenant Seafood Tumpah 79, Ikan Bakar Babeh, The Capt, hingga Cumi Bakar Squid Boss.
Streetfood Festival 2023 di Summarecon Gading Foto: (dok. Istimewa)
Traveler penggemar bakso juga bisa menjajal nikmatnya olahan bakso di tenant Pentol Pedas dan Bakso Sapi & Ikan 88. Tak ketinggalan juga ada varian menu dan jajanan lain seperti bakmi, pempek, jagung bakar, siomay, nasi bakar, ketan susu, es durian, es tebu, es teler, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Selain menghadirkan festival kuliner, pengunjung StreetFood Festival 2023 juga bisa mengikuti aneka kegiatan menarik seperti Seafood Eating Competition yang berlangsung di hari pertama, Kamis (23/11).
Kompetisi itu diikuti oleh 50 orang yang terdaftar sebagai member atau komunitas Yukmakan dan juga para penggemar kuliner. Lomba makan yang diselenggarakan Yukmakan ini melahirkan beberapa orang pemenang yang berhasil menghabiskan seporsi Seafood Tumpah dalam waktu tercepat. Berbagai hadiah menarik siap menanti untuk dibawa pulang para pemenang.
"Seafood Eating Competition ini merupakan lomba makan seafood pertama yang diadakan oleh Media Kuliner Yukmakan. Sebelumnya, Yukmakan pernah mengadakan lomba makan bakso, lomba makan mie, dan lomba makan steak. Diharapkan, melalui lomba ini dapat mengakomodir pecinta seafood untuk dapat menikmati hidangan laut asli Indonesia," terang Aletta Sumampouw selaku General Manager Yukmakan dalam keterangannya, Jumat (24/11/2023).
Streetfood Festival 2023 di Summarecon Gading Foto: (dok. Istimewa)
Summarecon Crown Gading pun menyambut baik kehadiran rangkaian acara Seafood Eating Competition ini. Rangkaian acara itu sekaligus mengenalkan kawasan terbaru Summarecon Crown Gading yang akan segera melaunching Viola Residence pada 2 Desember 2023.
"Tidak hanya bisa menyaksikan kemeriahan Street Food, pengunjung bisa mengunjungi Viola Residence, sekaligus kawasan kami yang semakin lama akan semakin ramai dengan beragam fasilitas. Acara ini juga menjadi cikal bakal hadirnya beragam fasilitas kuliner di kawasan Summarecon Crown Gading seperti The Food Village dan Gading Boulevard Commercial," ucap Albert Luhur, Executive Director Summarecon.
Tak hanya itu, StreetFood Festival 2023 juga akan diramaikan oleh kegiatan bersama komunitas lainnya, mulai dari komunitas sepeda, pecinta burung, dan lainnya.
Traveler bersama keluarga, teman, dan sahabat bisa datang dan merasakan keseruan berburu wisata kuliner kaki lima di StreetFood Festival 2023 yang berlokasi di kawasan Summarecon Crown Gading.
Simak Video "Film Indonesia Tembus Festival Film Internasional, Ini Keuntungannya!" [Gambas:Video 20detik] (wsw/wsw)
Di Street Food di Kota Semarang itu, kamu bisa menemukan cemilan hingga makanan yang mengenyangkan perut.
Soal rasa tidak perlu diragukan lagi. Apalagi soal harga di Street Food di Kota Semarang yang tidak perlu kamu tawar lagi karena harganya yang ramah di kantong.
Dilansir dari situs bp-guide.id, ada dua alasan orang memilih kulineran di street food.
1. Kumpul bersama
Jika Anda berkumpul bersama teman, maka Anda bisa datang ke street food.
Dengan datang ke tempat ini, kamu bisa jajan dengan berbagai menu makanan sesuai selera sambil duduk dan ngobrol di bangku yang biasanya sudah tersedia bersama keluarga atau teman.
Tidak perlu khawatir, karena saat ini sudah banyak pedagang di street food yang menyajikan makanan dengan bersih, nyaman dan lezat.
Di Street Food di Kota Semarang itu, kamu bisa menemukan cemilan hingga makanan yang mengenyangkan perut.
Soal rasa tidak perlu diragukan lagi. Apalagi soal harga di Street Food di Kota Semarang yang tidak perlu kamu tawar lagi karena harganya yang ramah di kantong.
Dilansir dari situs bp-guide.id, ada dua alasan orang memilih kulineran di street food.
1. Kumpul bersama
Jika Anda berkumpul bersama teman, maka Anda bisa datang ke street food.
Dengan datang ke tempat ini, kamu bisa jajan dengan berbagai menu makanan sesuai selera sambil duduk dan ngobrol di bangku yang biasanya sudah tersedia bersama keluarga atau teman.
Tidak perlu khawatir, karena saat ini sudah banyak pedagang di street food yang menyajikan makanan dengan bersih, nyaman dan lezat.
BERWISATA ke Yogyakarta belum lengkap rasanya jika tidak mencoba beragam kulinernya yang melegenda.
Selain harganya yang murah, tekstur serta rasa dari jajanan tradisionalnya sangat khas karena masih menggunakan resep turun temurun.
Karena letaknya di pinggir jalan, beberapa street food ini mudah ditemui oleh wisatawan. Penasaran apa saja ? Mengutip dari laman Indonesia Travel, berikut lima street food legendaris Jogja wajib Anda kunjungi;
1. Lumpia Samijaya
Jika mengunjungi wilayah Malioboro, Anda wajib mencoba Lumpia Samijaya. Lumpia adalah makanan tradisional yang diisi dengan berbagai bahan seperti rebung, bengkuang, dan telur puyuh.
BACA JUGA:
Ditemukan sejak 1976 oleh orang lokal bernama Nur Seto dan suatu hari wisatawan internasional maupun daerah membelinya sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke rumah.
(Foto: Very)
Lokasinya berada di Jalan Malioboro Nomor 18, Suryatmajan, Danurejan, Yogyakarta. Harga yang ditawarkan tergolong murah yakni sekitar Rp3.000 hingga Rp4.000 per buahnya.
2. Kopi Joss Angkringan Lik Man
Di sini, Anda bisa menikmati secangkir kopi joss yang di mana merupakan kopi hitam dengan arang panas. Warung ini sudah dijalankan oleh tiga generasi dan pelopornya adalah ayah Lik Man yang secara tidak sengaja memasukkan arang panas ke dalam kopi hitamnya, ternyata rasanya lebih enak.
BACA JUGA:
Angkringan Lik Man berlokasi di Jalan Wongsodirjan, Gedong Tengen, Sosromenduran, Yogyakarta. Harganya hanya Rp4.000 dan wisatawan dapat merasakan kehangatan kopi serta menikmati indahnya pemandangan malam di kota ini.
3. Jajanan Pasar 'Mbah Satinem'
Mbah Satinem adalah penjual makanan tradisional yang sudah berjualan lebih dari 50 tahun dan diketahui oleh masyarakat setelah Presiden Soeharto memuji dagangannya.
(Foto: carmen heah)
Warung Mbah Satinem buka setiap pagi di Jalan Bumijo, Jetis, dan pelanggan setianya terlihat berbaris di luar warungnya. Oleh karena itu selalu dibantu oleh putrinya mulai membagikan nomor antrian agar pelanggan tidak berkelahi.
BACA JUGA:
Jajanannya tergolong istimewa karena dibuat dengan resep klasik dan cara tradisional seperti menggunakan tungku kayu bakar untuk membuat kuenya yang resepnya didapat dari mbok alias Mbah Satinem.
Jajanan yang paling terkenal lezat adalah kue lupis, yaitu kue manis tradisional Indonesia yang terbuat dari beras ketan dan gula cair dan yang membuatnya terkaramelisasi dengan baik. Walaupun Mbah Satinem sudah meninggal dunia, warungnya dilanjutkan oleh anaknya.
KOTA Jakarta tidak hanya terkenal dengan gedung-gedung pencakar langitnya, tapi juga punya deretan jajanan kaki lima yang lezat. Kehidupan kuliner di Ibu Kota menjadi tak lengkap tanpa meresapi beragam kelezatan dari street food.
Dari gerobak warna-warni hingga warung sederhana, kota ini mempersembahkan kelezatan street food yang memikat hati.
Rasakan cita rasa khas yang tak terlupakan dari aneka kuliner kaki lima yang menggugah selera. Keberagaman kuliner kaki lima Jakarta tak pernah kehabisan pesona bagi pecinta makanan yang haus akan petualangan rasa baru.
Setiap sudut kota menawarkan pengalaman kuliner yang menggugah selera, mengundang pecinta makanan untuk menjelajahi keberagaman cita rasa baru yang tersedia dengan harga yang ramah di kantong.
BACA JUGA:
Berikut kami rangkum 10 street food yang wajib dicoba :
1. Nasi Uduk Bang Udin
Nasi uduk Bang Udin di Rawa Belong adalah salah satu kuliner legendaris di Jakarta Barat yang telah menjadi favorit bagi para penggemarnya. Hidangan nasi uduk yang disajikan di warung khas ini telah menarik perhatian dengan cita rasa yang autentik dan tekstur nasi yang lembut.
Ilustrasi nasi uduk
Dikenal dengan kelezatan nasi uduknya yang istimewa, Bang Udin telah berhasil mempertahankan kesetiaan pelanggannya selama bertahun-tahun. Nasi uduk khas Rawa Belong ini disajikan dengan potongan ayam goreng yang gurih, telur ceplok, sambal terasi, dan kerupuk, memberikan sensasi rasa yang memukau bagi lidah yang mencarinya.
Selain kelezatan rasa, keunikan lain dari nasi uduk Bang Udin adalah penggunaan bumbu rempah yang khas, membuat kuliner ini sangat dinikmati oleh warga sekitar maupun para pengunjung yang datang dari berbagai daerah.
BACA JUGA:
2. Gultik atau Gulai Tikungan
Anak muda jaman sekarang pasti tidak asing dengan tempat ini. Gultik yang berlokasi di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, selalu ramai dikunjungi oleh pelanggan karena hidangan yang lezat dan ramah kantong. Pedagang gultik biasanya berjualan di sekitar trotoar Jl. Mahakam dan Jl. Bulungan.
Seporsi Gultik berisikan nasi, kuah gulai, daging sapi, bawang goreng, dan kerupuk. Harganya sangat terjangkau mulai dari Rp10.000 saja, anda juga bisa menambahkan topping sate sesuai selera. Selain karena harganya murah, Gultik menjadi favorit tentunya karena rasanya yang enak.
Gultik
3. Sate Taichan 87 Bang Ocit
Sate taichan yang satu ini dikenal sebagai pelopor munculnya gerai sate taichan lainnya. Kelezatannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Sate taichan Bang Ocit terletak di Jl. Simprug Golf 2, Senayan, Jakarta. Rasanya yang otentik membuat tempat ini menjadi destinasi favorit bagi para penggemar sate taichan.
BACA JUGA:
Untuk dapat mencicipi sepiring sate taichan, anda perlu merogoh kocek Rp25.000. Penasaran bukan? Yuk dicoba!
4. Nasi Bebek BCA Melawai
Buat pecinta bebek bumbu hitam, tempat ini wajib banget kalian kunjungin kalau lewat sekitaran melawai. Tempat makan yang terkenal dengan hidangan bebek goring bumbu hitam khas Madura.
Lokasinya dikenal dengan nama "Nasi Bebek Goreng BCA Melawai". Dinamakan Bebek Goreng BCA Melawai karena lokasinya persis disamping Bank BCA Melawai.
Buka mulai pukul 17.00 WIB hingga larut malam, meskipun begitu terkadang pukul 23.00 WIB tempat makan ini sudah mulai tutup karena persediaannya habis.
BACA JUGA:
Harga satu porsi bebek gorengnya berkisar sekitar Rp30.000. Bebek goreng yang disajikan memiliki cita rasa gurih dengan bumbu hitam yang khas.
Pengunjung memiliki opsi untuk memilih ukuran daging bebeknya, baik yang berukuran jumbo maupun yang berukuran sedang. Kombinasi bebek goreng dengan kol goreng juga menjadi nilai plus.
Ilustrasi nasi bebek Madura
5. Nasi Bebek Mak Isa
Terletak di kawasan Cipinang, Klender, tempat ini menawarkan bebek goreng dengan daging yang lembut yang disajikan dengan bumbu hitam rempah khas Madura. Tekstur daging bebeknya tidak terlalu tebal namun tetap empuk, tanpa ada rasa keras, sehingga bumbu rempah hitam dapat meresap dengan baik ke dalam daging.
Anda dapat menikmati kelezatan hidangan Nasi Bebek Mak Isa dengan mengunjungi alamatnya di Jalan Bekasi Timur Raya No 44, Cipinang, Kecamatan Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur. Dibanderol harga sekitar Rp20.000, anda sudah bisa menikmati satu porsi Nasi Bebek Mak Isa.
BACA JUGA:
6. Jejepangan
Pecinta kuliner Jakarta kini semakin dimanjakan dengan hadirnya ragam street food Jepang yang menggoda lidah. Deretan kuliner jalanan ala Negeri Sakura ini berhasil mencuri perhatian para pecinta makanan dengan cita rasa otentiknya yang memikat.
Jejepangan adalah restoran kaki lima Jepang pertama di Jakarta, meskipun sebenarnya bukanlah restoran Jepang konvensional, melainkan lebih mirip dengan warung tenda ala Jepang. Desain tempatnya dirancang menyerupai yang ditemui di Jepang.
Ilustrasi makanan Jepang
Berlokasi di Jl. Gandaria Tengah II No. 22, Gandaria, Jakarta Selatan. Jam bukanya mulai dari 18.00 hingga 00.00 WIB.
7. Kulineran BKT
Salah satu hal yang terkenal di BKT adalah hidangan seafood-nya yang sangat diminati. Di sepanjang pasar malam di tempat ini, terdapat banyak pedagang gerobak yang menjajakan berbagai jenis hidangan seafood.
BACA JUGA:
Namun, tersedia beragam pilihan kuliner, termasuk makanan manis, gurih, pedas, dan berbagai jenis lainnya. Mulai dari camilan hingga hidangan berat, semuanya dapat ditemukan di area ini.
Kawasan ini selalu ramai pengunjung terutama saat Weekend. Tempat ini memiliki harga yang variatif mulai dari Rp5.000-an saja!
BERWISATA ke Yogyakarta belum lengkap rasanya jika tidak mencoba beragam kulinernya yang melegenda.
Selain harganya yang murah, tekstur serta rasa dari jajanan tradisionalnya sangat khas karena masih menggunakan resep turun temurun.
Karena letaknya di pinggir jalan, beberapa street food ini mudah ditemui oleh wisatawan. Penasaran apa saja ? Mengutip dari laman Indonesia Travel, berikut lima street food legendaris Jogja wajib Anda kunjungi;
1. Lumpia Samijaya
Jika mengunjungi wilayah Malioboro, Anda wajib mencoba Lumpia Samijaya. Lumpia adalah makanan tradisional yang diisi dengan berbagai bahan seperti rebung, bengkuang, dan telur puyuh.
BACA JUGA:
Ditemukan sejak 1976 oleh orang lokal bernama Nur Seto dan suatu hari wisatawan internasional maupun daerah membelinya sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke rumah.
(Foto: Very)
Lokasinya berada di Jalan Malioboro Nomor 18, Suryatmajan, Danurejan, Yogyakarta. Harga yang ditawarkan tergolong murah yakni sekitar Rp3.000 hingga Rp4.000 per buahnya.
2. Kopi Joss Angkringan Lik Man
Di sini, Anda bisa menikmati secangkir kopi joss yang di mana merupakan kopi hitam dengan arang panas. Warung ini sudah dijalankan oleh tiga generasi dan pelopornya adalah ayah Lik Man yang secara tidak sengaja memasukkan arang panas ke dalam kopi hitamnya, ternyata rasanya lebih enak.
BACA JUGA:
Angkringan Lik Man berlokasi di Jalan Wongsodirjan, Gedong Tengen, Sosromenduran, Yogyakarta. Harganya hanya Rp4.000 dan wisatawan dapat merasakan kehangatan kopi serta menikmati indahnya pemandangan malam di kota ini.
3. Jajanan Pasar 'Mbah Satinem'
Mbah Satinem adalah penjual makanan tradisional yang sudah berjualan lebih dari 50 tahun dan diketahui oleh masyarakat setelah Presiden Soeharto memuji dagangannya.
(Foto: carmen heah)
Warung Mbah Satinem buka setiap pagi di Jalan Bumijo, Jetis, dan pelanggan setianya terlihat berbaris di luar warungnya. Oleh karena itu selalu dibantu oleh putrinya mulai membagikan nomor antrian agar pelanggan tidak berkelahi.
BACA JUGA:
Jajanannya tergolong istimewa karena dibuat dengan resep klasik dan cara tradisional seperti menggunakan tungku kayu bakar untuk membuat kuenya yang resepnya didapat dari mbok alias Mbah Satinem.
Jajanan yang paling terkenal lezat adalah kue lupis, yaitu kue manis tradisional Indonesia yang terbuat dari beras ketan dan gula cair dan yang membuatnya terkaramelisasi dengan baik. Walaupun Mbah Satinem sudah meninggal dunia, warungnya dilanjutkan oleh anaknya.
Ketika berlibur memainkan sebuah game yang menantang bisa membuat keseruan yang berbeda. Seperti tantangan memakan kelapa yang dilakukan para host di Itali ini. Mungkin bisa kalian coba ketika sedang berlibur.
Dok : Celebrity on Vacation Trans TV(Hen)
JAKARTA – Bogor, salah satu kota yang bisa disebut sebagai 'surga' buat para pecinta kuliner. Dan kawasan yang paling terkenal akan kulinernya adalah Jalan Suryakencana.
Tapi sebenarnya, masih banyak wilayah lain di Kota Hujan yang menawarkan pengalaman wisata kuliner serupa, dengan cita rasa jajanan yang tak kalah menggugah selera. Tidak hanya makanan berat atau ringan, juga ada jajanan tempo dulu.
Berikut 3 lokasi street food yang wajib didatangi jika Anda sedang berkunjung ke Bogor.
Jembatan Merah
Titik kuliner street food ini jadi yang paling mudah dijangkau dan ramah akses bagi Anda yang berkunjung menggunakan transportasi publik KRL. Karena, lokasinya berjarak tak sampai 500 meter dari pintu keluar utama Stasiun Bogor.
Sesuai namanya, pusat jajanan ini dekat dengan Jembatan Merah yang berlokasi di Jalan Raya Gunung Batu. Jembatan merah yang berada di atas aliran sungai Ciliwung ini merupakan salah satu jembatan tertua, sudah ada sejak zaman Belanda, tepatnya sekitar tahun 1880-an.
Tapi, jangan ke sini di siang hari. Pasalnya para pegadang makanan baru menggelar lapaknya mulai pukul 17.00 WIB. Soal hidangan tradisional khas Bogor, jembatan merah menjadi lokasi dari kuliner khas yang sudah terkenal se-Bogor Raya, yakni doclang.
Di sini, terdapat penjual doclang yang sudah legendaris yaitu Doclang 405. Jangan bingung jika menemukan lebih dari satu gerobak atau pedagang doclang 405, karena sebenarnya penjual yang membuka lapak masih satu keluarga.
Mereka membuka lebih dari satu lapak dengan tujuan agar pembeli yang memang selalu menyerbu santapan tersebut tidak berkerumun di satu titik. Mengingat lokasi pusat jajanan Jembatan Merah sendiri memang berada di pinggir jalan raya.
Selain doclang, pedagang jajanan yang tak kalah diserbu pembeli di Jembatan Merah adalah gerobak kue basah yang terkenal dengan dua jenis kuenya, yakni lupis ketan dan putu mayang.
Saking populer, biasanya di waktu selepas magrib atau sekitar pukul 18.30, lupis ketan dan putu mayang yang ada di sana habis tak bersisa, meski banyak calon pembeli tetap berdatangan di jam-jam setelahnya.
Ilustrasi jajanan kuliner pinggir jalan di Bogor. Shutterstock/leolintang
Bogor Permai (Boper)
Bogor Permai sebenarnya merupakan nama toko roti legendaris di Jalan Jenderal Sudirman. Namun di samping bangunan toko roti tersebut, terdapat pusat jajanan kaki lima dengan kios kecil dan tempat duduk pinggir jalan yang tak pernah sepi pengunjung, apalagi akhir pekan.
Kios kecil yang dimaksud sebenarnya hanya menjajakan dua makanan utama, yakni siomay dan es sekoteng. Warga Bogor atau pengunjung luar daerah mengenal tempat kuliner satu ini dengan nama Es Sekoteng dan Siomay Boper.
Mendengar namanya, mungkin akan heran lantaran sekoteng selama ini dikenal sebagai santapan hangat yang biasa dinikmati saat cuaca dingin. Tapi di tempat ini, bagian sekoteng yang digunakan sebenarnya hanya pacar cina berwarna merah muda, yang dipadukan dengan kelapa muda, alpukat, kuah susu, dan es serut. Di luar daerah, santapan es tersebut lebih dikenal dengan nama es oyen.
Pengunjung Es Sekoteng dan Siomay Boper juga dapat memesan aneka makanan dari pedagang yang membuka lapak gerobak di area yang sama, mulai dari soto bogor, pempek, sate padang, mie ayam, es cincau, hingga yang paling populer adalah toge goreng Ibu Haji Omah yang legendaris.
Semua santapan tersebut dapat dinikmati dengan rentang harga rata-rata yang terjangkau, yakni di kisaran Rp20 ribu hingga Rp25 ribu.
Pusat Kuliner Rangga Gading
Sesuai namanya, pusat kuliner terakhir berlokasi di Jalan Rangga Gading. Lokasinya berdekatan dengan pusat kuliner populer Suryakencana. Yang membedakan, pusat kuliner satu ini sudah dilakukan penataan sedemikian rupa, sehingga setiap pedagang kaki lima memiliki kios kontainernya sendiri, membuat kawasan kuliner menjadi lebih tertata.
Ada beberapa jajanan mulai dari makanan ringan hingga berat yang banyak diminati di pusat kuliner rangga gading, beberapa di antaranya bakso kuah bening, lumpia basah, siomay dan batagor, cakwe dan kue bantal, es doger.
Di sana juga ada pedagang kudapan tradisional berupa pisang tanduk spesial dan combro khas Bogor, yang setiap harinya diketahui bisa menghabiskan hingga 10 sisir besar pisang tanduk dan 10 kg adonan combro berbahan dasar singkong.
Di tempat ini juga terdapat penjual dari jajanan tradisional dan jadul seperti kue ape, kue putu, kue lumpur, dan kue rangi. Sangat terjangkau, setiap makanan ringan dan berat yang dijual oleh para pedagang kaki lima di Jalan Rangga Gading tidak ada yang dijual dengan harga lebih dari Rp20 ribu.
Bagaimana, menarik bukan. Nah, kalau Anda jalan-jalan ke Bogor jangan lupa mampir.
KBA ONE, BANDA ACEH - Street food ala Korea kembali memikat hati pengunjung, terutama kaum milenial di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Kehadiran berbagai stand street food Korea di acara ini mengundang antusias pengunjung yang datang.
Salah satu pedagang, Zulfadli, mengatakan bahwa selama ia berpartisipasi di PKA-8, omzet penjualannya mengalami kenaikan dengan daya beli masyarakat yang tinggi dibandingkan hari-hari biasanya.
"Selama berjualan di sini (PKA-8), peningkatan penjualan mencapai 80 persen, yang biasanya pendapatan harian berkisar antara Rp500-Rp1 juta menjadi Rp2-3 juta per hari,” ujarnya kepada KBA.ONE, Jumat 10 November 2023.
Zulfadli rupanya pemilik salah satu gerai street food yang sebelumnya biasa beroperasi secara keliling di Kota Medan atau hadir dalam berbagai acara bazar di kota tersebut, kini hadir di event kebudayaan terbesar di Aceh.
Menu jajanan yang ditawarkan di gerai Zulfadli sangat beragam, seperti nugget, sosis, corndog, kentang goreng spiral, hingga sejumlah hidangan lainnya. Namun, tak dapat dipungkiri, kepopuleran dumpling dan babycrab menjadi pilihan yang paling dicari oleh pengunjung. Menariknya, bahan-bahan yang ia gunakan dikirim langsung dari Medan.
Adapun harga jajanan ini tergantung pada jenisnya, berkisar mulai dari Rp10-25 ribu. Pembeli juga dapat menikmati nugget dan sosis (mini) dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu Rp5 ribu untuk 3 potongnya.
Pedagang street food lainnya, Intan, juga mengalami kenaikan omzet harian mencapai Rp3-4 juta selama event PKA-8 berlangsung. Meskipun harus membayar uang sewa lapak sebesar Rp6 juta selama 9 hari dan biaya sampah Rp10ribu/harinya, Intan menganggap ini sebagai hal yang sepadan.
"Biaya sewa lapak dan pengelolaan sampah, itu tanggung jawab yang kami ambil untuk memastikan kebersihan dan kenyamanan acara ini," tuturnya.
Stand street food ini buka mulai pukul 10.00-23.00 WIB. Jadi, pengunjung tak perlu khawatir jika ingin mencicipi seluruh kuliner ala Korea ini tanpa harus terburu-buru. Street food Korea di PKA-8 telah menjadi destinasi kuliner yang tak terlewatkan bagi pecinta makanan Korea di Aceh.
Salah satu pembeli, Zahra, mengatakan bahwa ia memilih makanan dari stand street food ini karena rasanya enak, selain itu makanan tersebut juga memiliki keunikannya sendiri. “Enak dan unik, kalo makanan seperti ini jarang ada yang jual sehari-hari, kecuali di acara bazar,” ucapnya. | POBRI RIZKINA, Mahasiswi Magang
Siapa nih yang hobi banget jajan di pinggir jalan alias street food? Seru banget, ya, mencicipi berbagai makanan dengan rasa yang berbeda. Apalagi kalau ditemenin sama member NCT Dream! Siapa kira-kira sosoknya?
Siapa nih yang hobi banget jajan di pinggir jalan alias street food? Seru banget, ya, mencicipi berbagai makanan dengan rasa yang berbeda. Apalagi kalau ditemenin sama member NCT Dream! Siapa kira-kira sosoknya?
Makanan, kudapan, dan minuman adalah tiga hal yang marak dijajakan sebagai jajanan jalanan atau jajanan kaki lima atau juga disebut street food oleh para penikmat makanan. Bahkan, tidak jarang para foodies sebutan untuk para penikmat makanan eksis dalam membuat konten tentang ulasan makanan, kudapan, atau minuman yang telah dinikmati. Konten tersebut diunggah melalui media sosial contohnya TikTok, Instagram, dan lain-lain. Yang pada akhirnya, tidak jarang ada satu atau beberapa tempat kuliner yang tiba-tiba viral.
Salah satu jajanan kaki lima tersebut adalah street food yang terletak di sebelah apartemen Kalibata City Jakarta Selatan. Beberapa hal yang membuat tempat ini viral adalah pengunjung yang selalu ramai, letaknya yang strategis di antara apartemen dan stasiun Duren Kalibata, serta yang paling utama menjamurnya jajanan kekinian yang dijajakan. Contoh jajanan kekinian yang bisa kita temui adalah kue moci, mille crepes, crab stick, aneka eskrim, es semangka India, dan masih banyak lagi.
Ada lagi satu camilan yang baru-baru ini viral adalah tahu walik bumbu chili oil yang lagi ngetren. Kuliner khas Bandung ini laris manis di semua kalangan karena bisa untuk lauk atau sekadar teman ngemil di sore hingga malam hari. Jika tidak suka pedas, bumbu bisa dipisah. Jika ingin varian sambal selain chili oil, ada juga sambal rujak.
Sebenarnya ada juga pusat jajanan kaki lima Kalibata di depan Taman Makan Pahlawan Nasional Kalibata. Bedanya, kalau tempat ini memiliki area lebih luas sehingga lebih leluasa makan di tempat karena tersedia kursi dan meja. Namun, kalau yang street food Kalibata City tempatnya terbatas dan tepat berada di samping rel sehingga pengunjung bisa jajan sambil melihat KRL atau kereta barang yang lewat pada jam tertentu. Tidak jarang dijumpai anak-anak bersama orang tua menikmati jajanan sambil lesehan sembari menunggu kedatangan kereta silih berganti yang ditandai dengan deru klakson yang khas. Bisa juga menikmati semilir angin di malam hari dan mengamati kesibukan jalanan yang berlangsung di sekitar.
Sekadar informasi, bahwa jajanan kaki lima ini ramai di malam hari. Adapun pagi hari masih bisa ditemui segelintir pedagang tapi tidak sebanyak saat malam hari. Pada pagi hari bisa kita temui pedagang sayur yang mangkal di tepi jalan. Ada juga penjual kue basah, kue apang, pecel, bubur ayam, bubur kacang hijau, aneka gorengan, minuman jeruk hangat, makanan padang, ketoprak, ketupat sayur, nasi uduk, dan menu khas pagi lainnya.
Pintu 1 Apartemen Kalibata City di pagi hari (dokpri)
Menjelang sore hari, kisaran pukul 17.00 WIB satu per satu pedagang bermunculan mendorong gerobak masing-masing menuju ke tepi jalan dan mengular sepanjang jalan di samping pintu (gate) 1 apartemen sebelah timur. Semakin malam aktivitas jalan semakin padat karena sisi seberang jalan juga dimanfaatkan untuk tempat parkir motor. Sehingga pengendara motor dan pejalan kaki berbagi jalan ditambah lagi kalau ada mobil yang melintas maka semakin sesak. Untung ada pak ogah penjaga parkiran yang merangkap tugas sebagai pengatur jalan.
Beberapa kemasan bekas minuman di bawah pohon kamboja di samping rel kereta (dokpri)
Pada tengah malam kisaran pukul 23.00-24.00 WIB para pedagang mengukuti gerobakdagangnya untuk pulang. Ada pedagang yang sembari menjumputi sampah secara swadaya. Ada juga yang meninggalkan sampah begitu saja terutama para oknum penikmat kuliner karena masih banyak ditemukan bekas kemasan makanan dan minuman yang tercecer di area taman samping rel yang ditumbuhi pohon kamboja.
Pengunjung sudah kenyang, hemat, dan puas jajan namun bukan berarti melupakan sampah begitu saja. Memang sudah ada petugas kebersihan yang rutin setiap pagi menyapu dan membersihkan sampah yang ada di sekitar jalan dan taman. Namun, ada baiknya para penikmat kuliner diharapkan pula memiliki kesadaran diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Dari sini kita belajar, hidup tidak melulu tentang makanan dan hiburan tapi juga harus dibarengi dengan kesadaran lingkungan.
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Banyak yang bilang Pekanbaru adalah kota bisnis sehingga, tempat wisata yang bisa dikunjungi jumlahnya sedikit. Pilihannya cuma mall, restoran dan hotel yang bikin kantong jebol.
Padahal, di Pekanbaru banyak juga street food yang bisa dikunjungi dengan harga yang terjangkau. Street food merupakan makanan atau minuman yang dijajakan di pinggir jalan
Biasanya makanan yang dijual adalah makanan atau minuman siap santap. Street food umumnya dijual secara berkeliling atau berada di pinggir jalan, bisa dijual dengan warung tenda ataupun food truck.
Berikut lokasi street food pinggir jalan yang banyak digemari kaum muda di Pekanbaru.
1. Jalan Cut Nyak Dien
Berlokasi tepat dibelakang Kantor Gubernur, pedagang yang berjualan dilokasi ini kebanyakan menjajakan minuman dingin seperti, Kolak Dingin (Kolding) selain kolding, disini juga ada es pisang ijo, kolak pisang, cendol sagu dan es kolak durian.
Rata-rata pedagang Cut Nyak Dien mulai beroperasi pada waktu siang hingga malam. Pedagang disini berjualan persis di tepi jalan, mereka menjajakan makanan dan minumannya menggunakan mobil pribadi. Tersedia beberapa meja dan kursi bagi pengunjung yang ingin makan ditempat. Range harga jajanan mulai dari Rp5000 ribu sampai Rp15.000 ribu.
2. Jalan Tuanku Tambusai SKA
Lokasinya persis disisi Jalan Tuanku Tambusai-nya Mal SKA, dekat halte Trans Metro. Selain jadi jalur bus dan drop point pengunjung Mal SKA, disini ada deretan gerobak yang jualan makanan. Ada bakso, mie ayam, lotek dan sate.
Kulineran disini memiliki sensasi yang unik. Pengunjung bisa duduk disepanjang trotoar dengan bermejakan kursi plastik sambil melihat kendaraan lalu lalang.
Harga makanannya bervariasi, dari Rp10.000 sampai Rp15.000. Para pedagang sudah buka dari jam 4 sore dan tutup jam 10 malam.
3. Jalan Naga Sakti
Dipinggir jalan sekitaran Stadion Utama Riau banyak sekali orang menjual berbagai makanan ringan dan minuman yang maknyus. Jajanan disini banyak, seperti bakso bakar, tahu bakar, jagung rebus dan lain sebagainya, pengunjung bisa menikmati jajanan disini sambil duduk santai.
Harga makanannya pun bervariasi, dari Rp10.000 hingga Rp15.000. Meskipun Stadion Utama Riau ini adalah objek wisata, namun harga jajanan disekitaran tempat tersebut masih tergolong normal. Pedagang disini beroperasi mulai jam 4 sore sampai jam 9 malam.
4. Jalan HR Soebrantas
Lokasinya tepat di depan kampus Universitas Riau, Jalan HR. Soebrantas. Spot jajan disini memang sudah menjadi tempat favoritnya para mahasiswa. Pilihan jajanannya ada pokat kocok, bakso bakar, tahu bakar, jus, minuman dingin, dan sate.
Para pedagang HR Soebrantas sudah berjualan dari jam 2 siang sampai dengan jam 6 sore. Harganya jajanan disini mulai Rp1.000 hingga Rp8.000.
5. Jalan Jenderal Sudirman
Melintasi Jalan Sudirman menuju arah MTQ, dari kejauhan akan terlihat asap putih yang membumbung tinggi. Itu adalah asap dari hasil pembakaran arang para penjual jagung bakar. Tidak hanya satu atau dua orang, tapi banyak banget penjualnya. Mereka menjajakan dagangannya di pedestrian sepanjang depan MTQ dari jam 6 sore sampai jam 12 malam.
Ada banyak kursi berjejer disediakan untuk pengunjung yang ingin menikmati jajanan sambil nongkrong bersama teman atau keluarga.
Daerah MTQ mungkin bisa disebut wilayah bebas lapar, gimana engga, ada juga penjaja sate, bakso, kacang rebus, dan makanan lainnya disini. Harga jajanan dikawasan ini mulai Rp7.500 hingga Rp15.000.
6. Jalan Arifin Ahmad (Raun-Raun)
Tempat yang berlokasi di Jalan Arifin Ahmad ini dapat di kunjungi pada weekday mulai dari jam 16.00-23.00 WIB dan pada weekend mulai dari jam 16.00-24.00 WIB. Nah Bagi kalian yang suka nongkrong sama teman-teman ni, tempat ini cocok banget sebagai salah satu tujuan nongki kalian karna disini seringkali dijadikan tempat berkumpul dari segala kalangan mulai dari anak-anak, kalangan remaja, orang dewasa, bahkan keluarga sering berkunjung kesini.
Tempat ini dapat menjadi rekomendasi untuk kalian yang ingin mencari makanan street food sekaligus berwisata. Dengan berbagai macam pilihan makanan mulai dari makanan ringan, cemilan, bahkan makanan berat tersedia. Dan untuk teman-teman mahasiswa jangan takut untuk berkunjung karna makanan disini harganya ramah di kantong di jamin deh kalian tidak akan kehabisan menu makanan untuk dicicipi, karna disini semua tersedia mulai dari makanan western sampai jajanan tradisional ada disini loh. Untuk range harganya Rp10.000 hingga Rp15.000.
Artikel ini ditulis Novrika, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE
KBA ONE, BANDA ACEH - Street food ala Korea kembali memikat hati pengunjung, terutama kaum milenial di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Kehadiran berbagai stand street food Korea di acara ini mengundang antusias pengunjung yang datang.
Salah satu pedagang, Zulfadli, mengatakan bahwa selama ia berpartisipasi di PKA-8, omzet penjualannya mengalami kenaikan dengan daya beli masyarakat yang tinggi dibandingkan hari-hari biasanya.
"Selama berjualan di sini (PKA-8), peningkatan penjualan mencapai 80 persen, yang biasanya pendapatan harian berkisar antara Rp500-Rp1 juta menjadi Rp2-3 juta per hari,” ujarnya kepada KBA.ONE, Jumat 10 November 2023.
Zulfadli rupanya pemilik salah satu gerai street food yang sebelumnya biasa beroperasi secara keliling di Kota Medan atau hadir dalam berbagai acara bazar di kota tersebut, kini hadir di event kebudayaan terbesar di Aceh.
Menu jajanan yang ditawarkan sangat beragam, seperti nugget, sosis, corndog, kentang goreng, hingga sejumlah hidangan lainnya. Namun, tak dapat dipungkiri, kepopuleran dumpling dan babycrab menjadi pilihan yang paling dicari oleh pengunjung. Menariknya, bahan-bahan yang ia gunakan dikirim langsung dari Medan.
Adapun harga jajanan ini tergantung pada jenisnya, berkisar mulai dari Rp10-25 ribu. Pembeli juga dapat menikmati nugget dan sosis (mini) dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu Rp5 ribu untuk 3 potongnya.
Pedagang street food lainnya, Intan, juga mengalami kenaikan omzet harian mencapai Rp3-4 juta selama event PKA-8 berlangsung. Meskipun harus membayar uang sewa lapak sebesar Rp6 juta selama 9 hari dan biaya sampah Rp10ribu/harinya, Intan menganggap ini sebagai hal yang sepadan.
"Biaya sewa lapak dan pengelolaan sampah, itu tanggung jawab yang kami ambil untuk memastikan kebersihan dan kenyamanan acara ini," tuturnya.
Stand street food ini buka mulai pukul 10.00-23.00 WIB. Jadi, pengunjung tak perlu khawatir jika ingin mencicipi seluruh kuliner ala Korea ini tanpa harus terburu-buru. Street food Korea di PKA-8 telah menjadi destinasi kuliner yang tak terlewatkan bagi pecinta makanan Korea di Aceh.
Salah satu pembeli, Zahra, mengatakan bahwa ia memilih makanan dari stand street food ini karena rasanya enak, selain itu makanan tersebut juga memiliki keunikannya sendiri. “Enak dan unik, kalo makanan seperti ini jarang ada yang jual sehari-hari, kecuali di acara bazar,” ucapnya. | POBRI RIZKINA, Mahasiswi Magang