Berdasarkan data yang dihimpun di BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Minggu (1/7) tercatat, kondisi cuaca tersebut berpeluang terjadi di Kota Ambon, kabupaten Maluku Tengah maupun Buru, Seram Bagian Barat (SBB) serta maluku Tenggara Barat (MTB).
Apalagi, adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.
Angin dengan kecepatan lebih dari 30 KM per jam berpotensi terjadi di Kota Ambon serta kabupaten Maluku Tengah, Buru, Kepulauan Aru, MTB dan Maluku Barat Daya (MBD).
Kabupaten Kepulauan Aru, MTB dan MBD merupakan wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang berbatasan dengan Australia maupun Timor Leste.
Sedangkan, gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi perairan Selatan Kepulauan Tanimbar, Kabupaten MTB dan Laut Arafura bagian barat.
Gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi perairan Selatan Ambon, Laut Banda, perairan kepulauan Sermata hingga Babar, Kabupaten MTB, perairan Selatan kepulauan Kai hingga kepulauan Aru serta laut Arafuru bagian tengah dan timur.
Karena itu, para nelayan yang hendak menangkap ikan jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.
Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.
Imbauan kondisi cuaca telah disampaikan melalui masing-masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota.
Bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan. (MP-3)
No comments:
Post a Comment