Ilustrasi |
Tangerang, Info Breaking News – Rendahnya jumlah orang yang bekerja sesuai dengan pendidikannya mencerminkan kaitan antara pendidikan dengan dunia kerja di Indonesia semakin menurun. Berangkat dari hal tersebut, Menteri Ketenagakerjaan RI Hanif Dhakiri pun ikut berbagi tips agar lulusan perguruan tinggi bisa lebih mudah mendapatkan pekerjaan.
Dalam penjelasannya, Hanif mengunakan istilah link and match untuk keselarasan pendidikan dengan pekerjaan. Sementara ketidakselarasan, Hanif menggunakan istilah miss and match.
"Jadi gap antara link and match ini semakin jauh (turun). Sedangkan angka miss and match di Indonesia masih tinggi sebesar 63 persen," ungkapnya dalam sebuah pidato di acara Wisuda XIII UMN di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Sabtu (30/6/2018).
Jika diamsusikan, Hanif menyebut, di antara 10 pelamar kerja, hanya tiga atau empat yang pendidikannya sesuai dengan kebutuhan industri. Lantaran itu, pemerintah akan menggandeng dunia industri untuk terjun langsung menyiapkan sumber daya manusia.
"Saat ini ada kebutuhan-kebutuhan dan jabatan-jabatan baru yang muncul, nah dari situ kita bisa latih anak-anak untuk memenuhi kebutuhan industri. Mau enggak mau karena kalau tidak kebutuhan SDM dengan yang ada di pasar bisa berbeda, sehingga harus ada link and matchnya harus kuat," terangnya.
Kepada para wisudawan dan calon pekerja Hanif berpesan agar terus mengasah keahlian di banyak bidang sehingga mereka tak melulu menguasai ilmu akademik yang didapat di bangku kuliah.
Saat ini, ujar Hanif, lulusan perguruan tinggi berebut mencari pekerjaan. Mereka bersaing dengan berbagai lulusan dari berbagai latar belakang pendidikan. Lulusan dengan nilai akademik tinggi tak menjamin kemudahan dalam mendapat pekerjaan. Sebaliknya, lulusan dengan nilai rata-rata lebih gampang mendapatkan pekerjaan.
"Itu bisa saja terjadi karena tren industri mencari keahlian sesuai dengan kebutuhan mereka, yang beragam dan spesifik," ungkap Hanif. ***Radinal
Kepada para wisudawan dan calon pekerja Hanif berpesan agar terus mengasah keahlian di banyak bidang sehingga mereka tak melulu menguasai ilmu akademik yang didapat di bangku kuliah.
Saat ini, ujar Hanif, lulusan perguruan tinggi berebut mencari pekerjaan. Mereka bersaing dengan berbagai lulusan dari berbagai latar belakang pendidikan. Lulusan dengan nilai akademik tinggi tak menjamin kemudahan dalam mendapat pekerjaan. Sebaliknya, lulusan dengan nilai rata-rata lebih gampang mendapatkan pekerjaan.
"Itu bisa saja terjadi karena tren industri mencari keahlian sesuai dengan kebutuhan mereka, yang beragam dan spesifik," ungkap Hanif. ***Radinal
No comments:
Post a Comment