Sihar Sitorus saat berkunjung di kampung Kaos |foto : istimewa |
PENYABUNGAN - Di sela sela kunjungannya ke Mandailing Natal (Madina) Sihar Sitorus mengunjungi Kampung Kaos di Jalan Jambu, Lintas Timur Kelurahan Sipolu, Penyabungan, Selasa (29/5/2018). Di tempat tersebut Sihar melihat proses pebuatan kaus dan pembuatan sejumlah alat musik tradisional Mandailing.
Pengelola Kampung Kaos, Eva Rahmadani mengatakan bahwa tempat produksi kaus dan alat musik tradisional tersebut sudah berdiri sejak sepuluh tahun lalu. Saat ini sedikitnya 300 orang putra lokal Mandailinh dipekerjakan dan diberikan ruang untuk berkreasi. "Di sini kita menjadi ruang untuk berkreasi, ada ruang untuk mengelola kreasi tekstil, ada juga ruang kesenian seperti gordang yang kita produksi," katanya.
Selain Eva, Wildan yang juga pengelola Kampung Kaos mengatakan bahwa produksi mereka sangat tinggi. Untuk produksi gordang sembilan bisa mencapai 4 set dalam sebulan. Termasuk untuk diekspor ke luar negeri seperti Malaysia. Sementara untuk kaus dapat memproduksi sebanyak 30 ribu eksemplar dalam sebulan. "Kampung kaos ini didirikan oleh Bapak Sobir Lubis SH dan dampaknya sangat positif untuk mengurangi tingkat pengangguran," katanya.
Sihar yang mendengarkan dan melihat langsung sistem kerja di Kampung Kaos tersebut mengaku kagum. Sihar mengatakan bahwa ruang kreativitas seperti Kampung Kaos harus didukung untuk terus berkembang. Karena tujuannya sangat banyak dalam memberikan dukungan perekonomian bagi warga sekitar, khususnya anak-anak muda.
Sihar mengatakan bahwa semakin banyak ruang positif yang diberikan kepada generasi muda maka akan semakin banyak juga kesempatan untuk maju bersama. "Dalam hal ini pemerintah harus mendukung pengembangan UKM seperti ini. Karena manfaatnya sangat banyak," jelasnya. (red/rls)
No comments:
Post a Comment