Batampos.co.id – Lembaga pemasyarakatan (lapas) ternyata tak seseram apa yang dibicarakan orang banyak. Ternyata suasana Lapas tidak jauh beda dengan sebuah perkampungan kecil. Layaknya warga biasa, mereka juga berbisnis, meski di bawah penjagaan ketat.
Ruangan berukuran 4×5 meter di sisi kiri Lapas Barelang, Batam terlihat berbeda dari ruangan lainya. Baik dari auranya, suasananya, pemandangan hingga aromanya. Ketika Batam Pos, berkunjung, Kamis (22/1), Suasana hangat dan ramai tercipta di ruangan itu, pekerja misalnya melempar tepung ke sesama pekerja, lalu dibalas, namun tidak sampai gaduh. Mereka bercanda, melepas kecanggungan satu sama lain.
Sementara suara mesin mixer terdengar lembut. Aroma ruangan itu, baunya khas, layaknya gerai-gerai roti.
Di dalam ruangan itu, laki-laki berjumlah delapan orang itu tampak tengah beraktivitas. Mereka mengenakan celemek warna biru, terlihat seperti chef, tapi mereka memang chef, sebab di ruangan itu mereka memproduksi roti dan donat. "Baru berjalan sebulan," ucap Herman, yang tengah melihat adonan roti di dalam mesin mixer.
Herman merupakan warga binaan yang dipercaya untuk membuat roti dan donat. Bukan tanpa alasan ia dipekerjakan di situ. "Saya pernah kerja di toko roti milik kakak saya," kata warga binaan kasus narkoba ini.
Begitu juga dengan yang lainnya. Mereka adalah warga binaan yang sebelumnya terbiasa bersentuhan dengan tepung dan mentega. Tangan kekar mereka sudah terbiasa membuat roti dan donat "Semua semua pernah bekerja di toko roti," katanya.
Herman mengatakan mereka biasa memproduksi hingga 500 biji roti dan donat per hari. Hasil buatan tangan yang diberi nama roti ekonomis itu dibuat beragam varian isi, ada coklat, pisang coklat, selai strawberry, keju susu, srikaya, kelapa dan masih banyak lagi.
"Sementara untuk donat, dihias sedemikian rupa agar terlihat menarik tapi tetap enak," kata pria 40 tahun ini.
Warga Binaan Lapas Batam sedang menyusun Roti buatannya, Kamis (22/2). Warga Binaan Diajarkan Berbisnis dan kreatif dalam mengisi kegiatannnya di lapas. F Cecep Mulyana/Batam Pos |
Saat ini, roti dan donat ini memang baru dijual di dalam Lapas saja. Namun demikian, tetap laku dan habis semua karena memang, kualitas dan rasanya yang tak kalah dengan roti dan donat yang diproduksi oleh gerai roti terkenal lainnya. "Kadang kalau ada acara di Lapas, pihak Lapas pesan sama kami," ungkapnya.
Ia mengatakan dari hasil penjualan tersebut, mereka mendapat keuntungan hingga Rp 1 juta dalam sehari.
Kalapas Barelang Suryanto mengatakan produksi roti dimulai sejak Januari lalu. Ide produksi roti ini tercipta karena ingin mempunyai gebrakan yang bisa diakui masyarakat umum. "Saya ingin mereka kreativ," katanya.
Dia mengatakan, meski di dalam penjara, tidak ada batasan berkreativitas. Bahkan kreativitas ini bisa menjadi bekal warga binaan setelah bebas nanti. "Karena ada warga binaan yang pernah bekerja di toko roti makanya saya memberanikan memproduksi roti," jelasnya.
Ke depan, ia berharap roti dan donat hasil buatan tangan warga binaanya tersebut, bisa dinikmati oleh masyarakat Batam. Selain produksi roti, Lapas Barelang juga memiliki unit kegiatan mandiri lainnya, Misalnya bengkel las, laundry, pabrik pembuat tempe, kerajinan dan lainnya.
"Laundry ini yang mengelola napi, pelanggannya juga napi," tutupnya.(yulianti)
sumber: https://batampos.co.id
No comments:
Post a Comment