"Kami intensif melakukan pemantauan harga beras di pasar maupun ritel modern di Kota Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah dan sekitarnya ternyata HET terkendali," kata Kadis Perinda Maluku Tengah, Kace Pattiasina, dihubungi dari Ambon, Senin (26/2).
Tim Pemantau bahan pokok masyarakat intensif melakukan pemantaua dua kali sepekan.
Begitu pula tim Stagas Pangan Maluku Tengah yang melakukan pemantauan, baik stok maupun harga beras.
"Syukur HET terkendali sehingga tidak meresahkan masyarakat di Maluku Tengah," ujar Kace.
Dia mengemukakan, Tim Satgas Pangan juga melakukan pengecekan stok beras di gudang - gudang milik distributor.
"Pastinya stok beras mencukupi kebutuhan lebih dari 500.000 jiwa penduduk Maluku Tengah untuk beberapa bulan ke depan," kata Kace.
Dia mengatakan, para distributor juga dikoordinasikan agar memasok beras dari sentra produksi agar terjamin kebutuhan masyarakat dengan harga mengalami kenaikan dalam batas kewajaran.
Stok beras Maluku Tengah dipasok dari Surabaya maupun Makassar serta produksi para petani transmigrasi di dataran Pasahari, Kecamatan Seram Utara.
Pemkab Maluku Tengah melalui program Bupati Abua Tuasikal dan Wakil Bupati Marlattu Leleurry juga memberikan subsidi beras untuk membeli hasil produksi para petani di dataran Pasahari, Seram Utara.
"Pastinya di Maluku Tengah juga tersedia subsitusi karbohidrat lain berupa umbi-umbian dan sagu, sehingga bisa menyangga kebutuhan masyarakat," tandas Kace.
HET beras ditetapkan Menteri Perdagangan pada 1 September 2017 untuk harga beras medium Rp10.250/kg dan premium Rp13.600/kg. (MP-2)
No comments:
Post a Comment