Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Ambon, Andi Azhar Rusdin, dikonfirmasi, Rabu (31/1), membenarkan peralatan seperti teropong telah disiapkan sejak beberapa waktu lalu untuk mengamati fenomena gerhana bulan total.
Prakiraan gerhana bulan total terjadi Rabu malam, dimulai sekitar pukul 19.48 WIT dengan puncaknya pukul 22.29 WIT," ujarnya.
"Puncak gerhana bulan total di Maluku itu terjadi pada Rabu malam, pukul 22.29 WIT dan berakhir Kamis (1/2) dinihari, sekitar pukul 01.09 WIT," ujarnya.
Andi mengakui, bersamaan dengan fenomena gerhana bulan total akan terjadi juga air pasang maksimum kurang lebih 1,5 meter di pesisir pantai di wilayah Maluku.
Air pasang itu terjadi karena posisi bulan, bumi dan matahari berada dalam posisi sejajar sehingga mempengaruhi gaya grafitasi.
"Air pasang maksimum kurang lebih 1,5 meter akan terjadi secara bersamaan karena fenomena alam tersebut,"kata Andi.
Karena itu, masyarakat, terutama tinggal di wilayah pesisir agar tidak panik karena fenomena alam yang terjadi merupakan hal biasanya.
"Jangan panik bila terjadi air pasang bersamaan dengan puncak gerhana bulan total sehingga intensif mengikuti imbauan maupun sosialisasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan kabupaten dan dua kota," ujar Andi.
Dia memprakirakan, cuaca di Maluku saat gerhana bulan total cerah berawan sehingga fenomena alam itu bisa dilihat masyarakat.
"Kami memprakirakan cuaca saat malam gerhana bulan total sebentar malam itu cerah berawan, maka bisa dilihat masyarakat," tandas Andi. (MP-2)
No comments:
Post a Comment