"Jaga dan tingkatkan kerukunan hidup antarumat beragama yang semakin tinggi di daerah ini. Ini menjadi modal dan kekuatan bersama kita untuk membangun Maluku pada tahun 2018," kata Gubernur Said saat memimpin perayaan malam pergantian tahun 2017 ke 2018 yang dipusatkan di Jembatan Merah Putih (JMP) yang membentang di atas Teluk Ambon, Senin (1/1) dini hari.
Dia menegaskan, citra Provinsi Maluku yang saat ini dikenal sebagai laboratorium kerukunan hidup antarumat beragama terbaik di tanah air tidak terlepas dari kerja keras semua komponen masyarakat untuk mewujudkannya.
Kehidupan pluralisme yang dibingkai rasa persaudaraan yang tinggi antarwarga, menjadi kunci sukses untuk membangun Maluku yang maju serta meningkat kesejahteraan masyarakatnya di masa mendatang.
"Karena itu, kondisi keamanan yang semakin kondusif di Maluku hendaknya dijaga dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat sehingga berbagai kegiatan penting yang akan terlaksana tahun 2018 juga dapat berjalan lancar dan sukses," katanya.
Beberapa agenda penting yang akan berlangsung di antaranya pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang bersamaan dengan Pilkada Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, juga penyelenggaraan pesta paduan suara gerejani (Pesparani) pertama yang akan dipusatkan di Kota Ambon.
Gubernur Said meyakini pilkada serentak di Maluku akan berjalan lancar dan aman karena ditunjang kematangan politik masyarakat meski Maluku merupakan salah satu daerah yang diprediksi rawan konflik saat pesta demokrasi tersebut berlangsung.
"Kondisi keamanan yang semakin terpelihara akan berdampak besar terhadap keberanian para investor dalam dan luar negeri untuk berinvestasi dan untuk mengelola berbagai sektor unggulan di Maluku pada masa depan sehingga berdampak terhadap percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Gubernur didampingi Wakil Gubernur Zeth Sahuburua, Kapolda Maluku Irjen Pol Deden Juhara, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Suko Pranoto bersama para pimpinan SKPD memukul tifa serta meniup terompet menandai detik-detik pergantian tahun 2017 ke 2018 dari atas JMP.
Bersamaan dengan itu, belasan anak muda meniup "tahuri" alat musik tradisional Maluku yang terbuat dari kulit kerang yang diselingi dengan sirine kapal, serta dentangan lonceng gereja dan beduk masjid, menandai malam pergantian tahun di ibu kota Provinsi Maluku tersebut.
Ribuan warga yang membanjiri JMP juga memanfaatkan momentum tersebut dengan menembakkan aneka kembang api sehingga membuat gemerlap angkasa di sekitar Kota Ambon dengan diselingi dentuman petasan maupun meriam karbit yang terbuat dari kaleng bekas.
Penyanyi ibu kota berdarah Maluku Andre Hehanusa dan Wilson "Idol" Maiseka bersama sejumlah artis lokal ikut menghibur warga yang membanjiri kawasan jembatan yang menjadi salah satu ikon di Kota Ambon itu untuk merayakan tahun baru. (MP-6)
No comments:
Post a Comment