"Kami akan mengundang Pertamina untuk memberikan keterangan, sebab DPRD mencurigai ada permainan tingkat tinggi di balik terbatasnya stok premium di semua SPBU di Kota Ambon," kata Jusuf Latumeten, Anggota Komisi II DPRD Kota Ambon yang juga Sekretaris Fraksi Demokrat, Selasa (31/10).
Ia menyatakan dirinya melihat sendiri betapa setiap hari pada jam-jam tertentu pasti terjadi antrean panjang kendaraan roda dua maupun empat di SPBU, untuk menunggu giliran membeli premium.
"Setelah dilakukan pengecekan di lapangan ternyata semua SPBU itu mempergunakan waktu yang tidak maksimal dalam melayani konsumen," ujarnya.
Ia mengungkapkan, pada pagi hari SPBU melayani konsumen yang membeli premium selama dua jam, dan pada sore hari juga demikian.
Karena itu, kelihatan jelas sekali bahwa BBM jenis premium dijual terbatas, dan ini dampak dari kebijakan Pertamina mengurangi jatah pengiriman per hari untuk setiap SPBU.
Jusuf menambahkan, informasi dari pihak pengusaha SPBU, selama ini jatah setiap SPBU untuk premium sebanyak 25 kilo liter (KL), namun belakangan ini Pertamina sudah menguranginya menjadi 10 KL.
"Apakah tindakan ini sengaja dibuat Pertamina agar premium langka dan akhirnya masyarakat harus beralih ke pertalite, sebenarnya bisa disampaikan terus terang saja, jangan akal-akalan," ujarnya.
Dari sisi ekonomis mobil-mobil penumpang (angkutan dalam kota) tidak mungkin membeli pertalite tetapi membeli premium yang harganya lebih murah.
"Mari kita lihat persoalan yang ada, jangan mau menang sendiri, nanti saya akan tunggu dalam pertemuan dengan komisi yang diagendakan dalam minggu ini juga," kata Jusuf. (MP-6)
No comments:
Post a Comment